Benda bersejarah dalam bentuk Yoni ditemukan dalam kompleks bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dinoyo I Kota Malang. Lokasi benda tersebut berada di pingir jalan raya MT Haryono dengan posisi tertanam paving sedalam 30 Cm dari permukaan tanah.
Lokasi penemuan Yoni tersebut berada di lorong sempit antara ruang Kepala Sekolah dan Jalan Raya. Kuli bangunan mengetahuinya saat membuka paving sekitar lokasi guna memperbaiki saluran air, sebelum kemudian disampaikan pada pihak sekolah.
"Dugaannya sesuai dengan ragam hiasnya, itu peninggalan Kerajaan Kanjuruhan. Karena ragam hias Yoni memang bermacam-macam, kelihatan ini model pahatannya simple. Itu persis yang di museum Mpu Purwa sekarang," kata Agung H Buana, Anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, Minggu (1/9).
Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang yang di antaranya arkeolog Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono telah mengecek ke lokasi penemuan. Tim selanjutnya akan melakukan invetarisir lebih mendalam, termasuk pengukuran lebih detail Senin (2/9) besok.
Kata Agung, SD Dinoyo I tempat lokasi ditemukan Yoni tersebut memang sempat menjadi lokasi pengumpulan benda cagar budaya. Diduga Yoni tersebut tertanam kembali, setelah dua Yoni lainnya diangkut ke Museum Mpu Purwa. Karena satu Yoni dengan ukuran lebih besar juga masih berada di lokasi yang tidak jauh dari penemuan tersebut.
"Sebenarnya istilahnya penemuan kembali. Jadi di tahun 60 sampai 70-an, SD Dinoyo I saat masih bernama SD Kanjuruhan, itu menjadi tempat mengumpulkan benda-benda temuan di sekitar situ. Besar kemungkinan beberapa temuan tertanam di dalam tanah, salah satunya Yoni itu," jalasnya.
Semula tiga atau Yoni di lokasi tersebut, dua di antaranya dibawa ke museum Mpu Purwa. Satu Yoni saat itu ditinggal di lokasi dan hingga saat ini masih bisa ditemukan.
"Jadi sekarang ada dua Yoni di lokasi, satu Yoni sudah ada di atas, satu lagi yang baru ditemukan itu. Satu sudah diketahui lama berada di situ," tegasnya.
Kata Agung, hasil identifikasi arkeolog Dwi Cahyono, Yoni tersebut pernah tercatat, namun bendanya tidak diketahui. Sehingga kemungkinan besar memang yang tertanam itu. Sehingga saat paving dibuka benda itu kelihatan permukaannya.
"Lokasi penemuan hanya 2 meter ke arah timur dari Yoni besar lain yang berada di lokasi itu. Yoni temuan berukuran lebih kecil dibandingkan Yoni yang berada di atasnya," kata Agung Buana
Nama Dinoyo sendiri memang dikenal sebagai desa tua sejak Kerajaan Kanjuruhan yang berjaya di abad 8. Berjarak sekitar 600 M dari lokasi juga pernah ditemukan prasati Kanjuruhan 2 yang saat ini tersimpan di museum Mpu Purwa.
"Jaraknya 600 Meter dari penemuan Prasati Kanjuruan 2, yang ini mepet dengan pertigaan Jalan Tata Surya," pungkas Agung.