1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Berbagi ide bersama Didik Nini Thowok di Kampung Cempluk

Didik Nini Thowok berbagi sejumlah ide dan melakukan kolaborasi dengan masyarakat kampung Cempluk untuk tularkan kecintaan pada budaya lokal.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Sabtu, 20 Agustus 2016 14:19

Merdeka.com, Malang - Didik Nini Thowok merupakan salah satu maestro tari tradisional asal Indonesia. Pria kelahiran Temanggung ini sangat terkenal dengan tarian-tariannya yang cenderung cukup jenaka dan menampilkannya dalam pakaian dan gerakan wanita. Pada jumat (19/8) lalu, warga Kampung Cempluk, desa Kalisongo, kabupaten Malang cukup beruntung karena dapat berbagi ide dan bertukar gerak bersama Mas Didik.

Kegiatan yang dilaksanakan pada malam hari tersebut memanfaatkan berbagai sudut-sudut di kampung seperti halaman rumah dan jalanan sebagai tempat untuk menari sebelum kemudian dilanjutkan dengan dialog. Kedatangan maestro tari tersebut disambut dengan berbagai kesenian seperti kelompok angklung serta tarian Singo Barong.

Pada malam itu, Didik Nini Thowok langsung disambut dengan kelompok angklung masyarakat sekitar yang memainkan Tanduk Majeng sebelum kemudian diajak berkolaborasi menari bersama sejumlah penari lokal dan kelompok Singo Barong. Setelah kolaborasi yang dilakukan di tengah jalanan tersebut, para penari dan masyarakat kemudian mengarak Didik Nini Thowok menuju lokasi dialog.

Didik Nini Thowok berkolaborasi dengan seniman kampung Cempluk
© 2016 merdeka.com/Rizky Wahyu Permana

Didik Nini Thowok pun menanggapi dengan cukup gembira sambutan yang diberikan padanya. Dalam kolaborasi tarian yang dilakukannya tersebut, tampak bahwa dia menari dengan wajah yang semringah.

"Mas Didik senang dengan sambutan yang luar biasa ini, sangat penting bagi kita untuk menjaga tradisi yang ada," ujar Didik.

Mas Didik pun mengatakan bahwa sangat penting bagi masyarakat kampung Cempluk untuk mempertahankan keseniannya karena merupakan identitas mereka sebagai masyarakat Indonesia. Ditambahkannya pula bahwa semakin kuat menjaga dan mencintai tradisi lokal maka penghormatan dari dunia luar terhadap diri sendiri akan semakin besar karena memiliki kepribadian.

Dalam dialog berbagi ide yang dilakukan tersebut, Didik membagi beberapa cerita mengenai karirnya serta inspirasi untuk menciptakan sebuah bentuk tarian. Dikatakannya bahwa inspirasi menciptakan sebuah tarian tidak perlu dari hal-hal yang jauh dan terlalu mencontoh barat namun juga bisa didapat dari berbagai aktivitas yang ada di keseharian seperti berbagai kegiatan di sawah.

Didik Nini Thowok juga berpesan kepada para penari dan seniman di kampung Cempluk agar tidak terlalu membeda-bedakan bangsa, suku, agama dan jenis kelamin. Pengkotak-kotakkan itu dianggapnya dapat merugikan diri sendiri dan menyebabkan kreasi kurang berkembang.

Penyerahan gelar warga kehormatan pada Didik Nini Thowok
© 2016 merdeka.com/Rizky Wahyu Permana

Di akhir dialog, kepala desa Kalisongo memberikan gelar warga kehormatan bagi Didik Nini Thowok yang ditandai dengan penyalaan cempluk serta pemberian udeng. Setelah pemberian gelar tersebut, seluruh warga bertepuk tangan dan menyanyikan lagu Prahu Layar untuk mengiringi Didik menari.

Kedatangan maestro tari ini ditanggapi sangat positif oleh masyarakat sekitra. Hal itu terlihat dari mereka yang setia menyimak dari awal hingga akhir acara. Septi Rizqy, salah satu penari yang berkesempatan berkolaborasi mengungkapkan kegembiraan yang dialaminya.

"Rasanya keren banget, karena dia (Didik Nini Thowok) kan seorang tokoh yang diperhitungkan nasional dan internasional. Nari dengan dia rasanya tidak dapat diungkapkan," ujarnya.

Pada sabtu (20/8) ini, Didik Nini Thowok juga akan tampil di gedung Gajayana Malang pada 19.00. Dia akan memainkan bermain ludruk yang menampilkan lakon Sawunggaling dengan sejumlah seniman asal Malang lainnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Event
  2. Seni
  3. Sobo Kampung
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA