1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Perjumpaan bunyi dalam Festival Dawai Nusantara

Festival Dawai Nusantara #2 akan degelar di Taman Krida Budaya Malang pada 12-14 agustus 2016.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Jum'at, 12 Agustus 2016 14:06

Merdeka.com, Malang - Sebagai negara dengan banyak suku dan budaya, Indonesia memiliki keanekaragaman seni yang sangat luar biasa. Itu lah yang menyebabkan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah instrumen musik terbanyak di Indonesia. Hampir setiap suku di Indonesia memiliki alat musik yang khas dan berbeda dengan lainnya.

Salah satu jenis instrumen khas Indonesia yang berlum banyak tersentuh dan dilestarikan adalah alat musik dawai. Berbeda dengan gamelan yang telah mendunia, alat musik dawai seperti siter, sasando, serta sapek masih belum banyak mencuri perhatian dan menjadi ciri khas dari musik tradisional Indonesia.

Dalam upaya untuk memetakan berbagai alat musik tersebut serta mendokumentasikan keragaman bunyi dawai yang ada, maka diadakanlah sebuah acara yang bertajuk Festival Dawai Nusantara. Festival ini sendiri sudah memasuki tahun gelaran yang kedua dan akan dilaksanakan pada 12-14 agustus 2016, bertempat di Taman Krida Budaya Malang.

Aris Setiawan, etnomusikolog dan pengajar di Fakultas Seni Pertunjukan ISI Solo menyebut dawai adalah jembatan dalam mempertontonkan kreativitas sekaligus local genius pelaku musik di Nusantara. Hal ini tercermin dari beragamnya jenis dawai dari berbagai budaya Nusantara seperti sasando dari Nusa Tenggara, rebab dan siter dari Jawa, kecapi dari Sunda, dan bermacam-macam lagi.

Bentuk festival sendiri dipilih untuk lebih menampilkan keragaman ini sesama seniman serta khalayak ramai.

"Kegiatan ini diset sebagai sesuatu yang luar biasa serta sebagai acara reguler tentang dawai," ujar Redy Eko Prasetyo, inisiator Festival Dawai Nusantara.

Penyelenggaraan acara di Malang sendiri karena memang kota ini dipandang sebagai kota yang multikultural serta memiliki kantong-kantong kebudayaan. Kegiatan ini juga akan membahas dan mengenalkan berbagai hal terkait dengan instrumen dawai yang banyak terdapat di Nusantara.

Festival Dawai Nusantara
© 2016 merdeka.com/Istimewa

Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah membuat dawai sebagai destinasi bunyi. Dalam arti bahwa melalui bunyi sebuah alat musik dawai akan dapat dikenali asalnya dari mana.

Sebelum gelaran festival ke-2 tahun ini, baru diketahui bahwa Malang ternyata memiliki keterkaitan yang cukup panjang dengan alat musik dawai. Walau saat ini memang tidak ada alat musik dawai yang identik dengan Malang, namun pada relief candi Jago diketahui bahwa alat musik dawai telah lama dikenal di Malang. Pada relief tersebut tampak sosok yang memainkan sebuah alat musik dawai berbentuk mirip sitar.

Hal ini lah yang turut membantu legitimasi penyelenggaraan Festival Dawai Nusantara II di Malang ini. Selama tiga hari mulai 12 hingga 14 agustus 2016, pengunjung akan disuguhi beragam bunyi dawai dari berbagai budaya Nusantara.

Pada sabtu 13 agustus juga akan dilaksanakan sarasehan dan workshop dawai yang bertempat di Universitas Kanjuruhan Malang mulai pukul 10.00-15.00. Tema sarasehan adalah mengenai dawai sebagai destinasi bunyi sedangkan workshop akan mengajarkan untuk membuat sebuah alat musik dawai bernama sendaren atau biasa disebut Indonesia windharp.

Selama 12-14 agustus 2016, Festival Dawai Nusantara digelar secara gratis di Taman Krida Budaya Malang. Pada acara ini akan tampil berbagai maestro dari alat musik dawai di Nusantara yang mencoba mengembalikan alat musik dawai tersebut ke rumahnya dan lebih dinikmati oleh khalayak umum.

 

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Event
  2. Seni
  3. Musik
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA