Pasar Oro-oro Dowo merupakan pasar di Malang yang direvitalisasi menjadi sebuah pasar modern yang nyaman dan bernilai sejarah tinggi.
Merdeka.com, Malang - Walau menggunakan nama pasar, namun jangan samakan pasar Oro-oro Dowo ini dengan pasar lainnya. Tidak ada suasana pengap dan gelap yang biasa ditemui di pasar-pasar tradisional, selain itu juga tidak akan ditemui lantai yang becek atau berlapiskan tanah seperti yang biasa dijumpai. Menghadirkan konsep yang semi modern, pasar Oro-oro Dowo ini menghadirkan pasar tradisional dengan penataan dan suasana yang berbeda dan cukup modern.
Terletak di jalan Guntur tepatnya sebelah timur dari hutan kota Malabar, pasar ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang cukup tua di kota Malang. Pasar Oro-oro Dowo merupakan salah satu pasar tertua di Malang yang dibangun oleh Malang staatsgemeente pada tahun 1932. Pada tahun yang sama pula, pemerintah kota Malang membangun pasar Bunulrejo dan pasar Kebalen.
Sebelumnya, pemerintah kota Malang memang telah membuat pasar besar Malang yang ada di wilayah Pecinan. Namun pasar besar itu telah terbentuk sebelumnya secara alami sehingga pemerintah kota hanya sekedar menatanya saja. Sedangkan beberapa pasar lain yang menyusul benar-benar dibangun sejak awal untuk membuat perdagangan tidak hanya terpusat di satu titik dan lebih dekat ke wilayah-wilayah pemukiman penduduk.
Sisa bentuk nuansa jadul dan tua dari pasar ini juga masih dapat terasa hingga saat ini walaupun telah dilakukan pembenahan secara besar-besaran. Deretan bedak serta pintu utama pasar yang terletak di sebelah utara masih menunjukkan ciri khas dari bangunan lawas pada masa itu. Hal itu ditambah juga dengan masih dipertahankannya dengan adanya jam di atap bagian depan dari pasar Oro-oro Dowo ini.
Pada dekade 1970-an, pasar Oro-oro Dowo mengalami pelebaran dan penambahan bangunan tanpa menganggu konstruksi awalnya yang dibangun pada 1932. Pembangunan ini menyebabkan pasar melebar ke sebelah selatan dengan tambahan beberapa bedak baru di sebelah sana.
Karena lokasi dari pasar ini yang berada di tengah-tengah perumahan masyarakat Belanda pada masa itu yaitu di daerah jalan gunung-gunung, pada masa lalu banyak orang belanda atau masyarakat lokal yang derajat sosialnya tinggi berbelanja di pasar tersebut. Hingga saat ini, memang di pasar tersebut lebih banyak kelas menengah ke atas yang berbelanja. Hal itu yang menyebabkan walau sebelum direnovasi kondisi pasar Oro-oro Dowo masih cenderung lebuh bersih dari pasar lain.
Kini pasar bersejarah ini semakin nyaman dan menyenangkan ketika dikunjungi. Langit-langit yang tinggi serta bedak yang tampak bersih dan rapi membuat pengunjung menjadi semakin lega dan nyaman ketika berbelanja di pasar yang satu ini. Jika barang belanjaan cukup banyak, maka untuk memudahkannya disediakan troli untuk mengangkutnya. Belum lagi adanya beberapa tempat duduk jika terasa lelah setelah berbelanja.
Pasar Oro-oro Dowo yang hadir dengan sentuhan modern ini merupakan salah satu pasar di kota Malang yang paling nyaman untuk berbelanja. Baik untuk berbelanjan kebutuhan pokok sehari-hari ataupun untuk membeli gado-gado Pak Wito yang terkenal itu, pasar ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang telah direvitalisasi dan dapat menjadi obyek pariwisata yang nyaman.