1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Baper saat ditanya kapan kawin? mungkin kamu yang over sensitif

©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 29 Juni 2017 00:04

Ditinjau dari sudut kejiwaan, Psikolog Risa Rahmawati menyebutkan bahwa sebenarnya sama sekali tidak ada masalah dari pertanyaan tersebut. Rasa tidak nyaman atau malah 'baper' ketika mendapat pertanyaan tersebut biasanya tergantung dari penerima pertanyaan itu sendiri.

"Sebenarnya tidak ada yang salah dari pertanyaan tersebut, yang salah sebetulnya adalah ketika orang tersebut menanggapinya secara berlebihan atau lebih mudah 'baper'. Karena kalau kita sudah menanggapinya secara berlebihan, otak kita berputar lebih keras kemudian memengaruhi situasi, ekspresi, mood, dan sebagainya," jelas Risa.

Bahkan Risa juga menyebut bahwa sesungguhnya manusia memiliki mekanisme untuk menghadapi pertanyaan seperti itu agar tidak menjadi 'baper'.

"Sebetulnya, manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk menyikapi pertanyaan, apakah menjadi berat, menjadi light, mau jadi enggak dipikirin juga bisa. Jadi kalau kita melihat ini sebagai sesuatu yang beban, bebanlah dia," ujar Risa.

Jika ditinjau dari sudut pandang bahasa, sebenarnya pertanyaan kapan kawin dan serupa lainnya ini juga tidak seberat yang banyak dirasa orang. Hal ini diungkapkan oleh Ardhana Reswari, dosen bahasa Indonesia dari Universitas Kanjuruhan Malang.

Ardhana menjelaskan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari pertanyaan ini. Bahkan pertanyaan ini tidak sekadar berisi muatan negatif untuk mengetahui kehidupan orang lain saja namun pada beberapa konteks juga malah bertujuan untuk membantu orang tersebut.

"Misalnya dalam pertanyaan kapan nikah. Bisa saja berarti memang penutur ingin tahu untuk menayakan hal tersebut tanpa adanya unsur yang lain. Tetapi ada pula unsur yang lain misalnya dia ingin mengenalkan seseorang kepada lawan tuturnya," jelas Ardhana.

Walau begitu, Ardhana tetap menggarisbawahi bahwa ada satu hal yang patut diperhatikan ketika memberi atau mendapat pertanyaan seperti ini. Kedekatan antara orang yang bertanya dan ditanya bisa membuat pertanyaan ini bisa menjadi menyebalkan atau tidak.

"Semua ini bergantung dari konteks dan hubungan kedekatan antara penutur dan lawan tutur," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Ramadan 2017
  2. Lebaran 2017
  3. Kapan Kawin
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA