1. MALANG
  2. KULINER

Memanjakan mulut, hidung, mata dan telinga di Sate Hotplet Batu

Penyajian sate yang cukup unik membuat berbagai indera di tubuh menjadi terhibur dan terpuaskan.

© rachmira.blogspot.com. ©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Minggu, 31 Juli 2016 10:56

Merdeka.com, Malang - Berlibur ke Batu tampaknya seperti rutinitas mingguan bagi banyak warga Malang ataupun daerah lain di sekitar Jawa Timur. Baik untuk mengunjungi berbagai tempat wisata yang bertebaran di berbagai wilayah Kota Wisata Batu atau sekedar mencari makanan lezat dari kota ini merupakan hal yang sering dilakoni.

Udara kota Batu yang cukup dingin terutama di malam hari menjadikan saat-saat tersebut sangat cocok untuk mencari makanan panas yang dapat menghangatkan tubuh. salah satu warung yang menyajikan hal tersebut dan menjadi favorit bagi banyak orang adalah warung Sate Hotplet.

Nama Hotplet yang digunakan pada warung ini karena cara penyajian sate yang menggunakan Hot Plate atau piring besi panas yang membuat suhu sate tidak cepat dingin.  Namun tentu saja bukan hanya karena cara penyajiannya yang unik saja yang membuat warung ini selalu ramai dikunjungi pelanggan.

Ketenaran rasa lezat sate dari warung ini sudah cukup terkenal bagi mereka yang sering mengunjungi Batu. Terletak di salah satu jalan poros kota Batu, tepatnya jalan Pattimura nomor 40 menjadikan warung ini sangat mudah ditemukan karena akan dilewati ketika menuju Batu dari arah Malang.

Sate kambing ataupun ayam yang dipesan di warung ini akan disajikan di atas sebuah hot plate sehingga wangi sate akan tetap tercium semerbak dan menerbitkan air liur. Bumbu sate disajikan dalam wadah kecil pada masing-masing pengunjung, selanjutnya pengunjung dapat meracik sendiri bumbunya dengan tambahan kecap, jeruk nipis, bawang merah sesuai dengan selera.

Untuk sate ayam, ukuran di warung ini tergolong cukup besar. Sejak awal daging sate tidak dipanggang terlalu matang sehingga rasa segar dari daging ayam tetap dapat dinikmati serta terasa sangat lembut di dalam mulut. Selain itu daging ayam yang disajikan juga tanpa lemak sehingga benar-benar murni daging.

Hal yang sama juga terasa dari sate kambingnya, daging terasa sangat lmebut di mulut dan masih segar. Aroma amis khas daging kambing benar-benar sudah hilang digantikan dengan kelezatan yang keluar dengan sempurna terutama ketika dipadukan dengan bumbu. Belum lagi aroma menggoda yang muncul dari sate yang disajikan di atas hot plate yang membuat hidung terhibur.

Jika biasanya hanya lidah yang ikut menikmati ketika makan sate, maka di warung ini setidaknya ada empat indera yang terhibur. Penyajian dengan menggunakan hotplate membuat sensasi makan sate di sini terasa begitu berbeda. Ketika datang, mata, hidung, dan telinga akan langsung terhibur.

Tampilan sate yang begitu besar dan cantik membuat mata menjadi terpuaskan, di sisi lain hidung juga menari-nari terkena aroma sate dan telinga yang terhibur dengan suara 'cesss' dari beradunya daging dan hotplate. Puncaknya, ketika sate mulai disuap ke mulut, rasa lezat yang tadinya hanya terbayang menjadi terbayar tuntas di mulut dan otak.

Agar makan sate terasa lebih sempurna, ada berbagai hidangan lain yang dapat mendampinginya di warung ini yang tak kalah sedapnya. Ada olahan tongseng dan gule serta berbagai menu lain yang cukup berbeda. Setiap hari warung ini buka mulai 08.00 hingga 21.00 dan tetap menyajikan berbagai hidangan lezat.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Kuliner
  2. Makanan Tradisional
  3. Kota Wisata Batu
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA