1. MALANG
  2. KABAR MALANG

POM TNI AU periksa sejumlah prajurit soal kematian Praka Yudha

Denpom TNI AU tengah melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Praka Yudha Prihartanto (28), anggota TNI AU Yonko 464 Paskhas Malang.

TNI AU. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Sabtu, 13 Mei 2017 14:17

Merdeka.com, Malang - Denpom TNI Angkatan Udara (AU) tengah melakukan penyelidikan terkait meninggalnya Praka Yudha Prihartanto (28), anggota TNI AU Yonko 464 Paskhas Malang. Saat ini tengah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi atas peristiwa tersebut.

"Saya belum bisa sejauh itu menyampaikan (siapa pelakunya) karena POM AU sedang melakukan penyelidikan. Belum ada penetapan pelaku. Tentunya POM AU mengambil langkah-langkah memeriksa para saksi, dari saksi-saksi diambil keterangan," kata Marsma TNI AU Julexi Tambayong, Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh, Jumat (13/5).

Sampai sekarang belum mengarah adanya tersangka kendati POM AU sudah mulai penyidikannya. Julexi juga mengaku tidak mengetahui berapa jumlah orang yang akan dimintai keterangan.

Praka Yudha diduga meninggal dunia akibat luka pendarahan di sekitar leher. Dia dibawa oleh tiga perwira pertama dengan menggunakan mobil dinas Paskhas ke Rumah Sakit Abdul Munir Lanud Abdulrachman Saleh.

Korban sempat mendapat pertolongan dari dokter, namun karena banyak darah keluar akhirnya tidak tertolong. Korban tiba di rumah sakit pukul 11.26 WIB dan dinyatakan meninggal dunia Kamis (10/5) pukul 11.45 WIB.

Korban masih berstatus bujang yang tinggal di Ksatrian Yonko 464 Paskhas Malang. Ksatrian sendiri adalah barak bagi para bintara, perwira, ataupun tamtama.

Tempat tersebut diduga sebagai lokasi terjadinya peristiwa tersebut. Tempatnya di luar ruangan tetapi di dalam Ksatrian yang tidak banyak orang berlalu lalang. Posisinya korban juga tidak sedang latihan, karena saat kejadian jatuh di hari libur.

"Saya kira hanya lingkungan militer saja (yang diperiksa). Karena dalam lingkungan Ksatrian dan sangat terbatas, yang saya yakin di dalamnya hanya ada Perwira, Tamtama dan Bintara," ungkapnya.

Kata Julexi, kalau ada pihak yang terbukti bersalah dalam kasus ini tentu ancaman hukuman pecat bisa terjadi. Namun semuanya butuh proses hukum yang harus dilalui dan sekarang sedang berjalan.

"Saya belum bisa katakan, kan bisa jadi bintara, perwira, ataupun tamtama. Karena belum ada satupun yang ditetapkan sebagai tertuduh atau terdakwa," tegasnya

Sekarang statusnya sebagai saksi-saksi yang diambil keterangannya. Bisa dari perwira, tamtama, atau teman-temannya sendiri dipangil sebagai saksi. Julexi mengaku tidak bisa memberikan keterangan, termasuk soal kemungkinan adanya unsur bunuh diri.

"Dari bekas luka di leher, bunuh diri atau apa tentu butuh penyedikan lebih dalam. Yang menyebabkan luka yang di leher. POM AU sudah melakukan penyelidikan, memberikan police line," katanya.

Sementara versi TNI AU diketahui kronologi kejadian tersebut berawal tiga orang perwira remaja Paskhas atas nama Lettu MP, Letda AJ dan Letda IH, mendapat perintah dari atasannya Kapten Pas NP selaku Pjs Pasiops untuk membina Praka Yudha yang sedang ada masalah utang piutang.

Setiap ditanya oleh ketiga perwira tersebut untuk apa penggunaan uang tersebut, Praka Yudha menjawab selalu berbelit-berbelit.

"Akhirnya diberikan tindakan oleh para perwira tersebut dengan dikunci di salah satu kamar di barak," kata Kadispen TNI AU dalam rilisnya.

Akan tetapi Yudha malah mencoba kabur melalui kaca nako yang ada di kamar. Namun dapat tertangkap lagi oleh para perwira yang mendapat tugas pembinaan dan diamankan kembali.

Sekitar pukul 11.05 WIB. Praka Yudha minta ijin ke kamar mandi dan dilepas ikatannya diantar ke kamar mandi. sekitar 10 menit di kamar mandi Letda AJ yang mendapat tugas menjaga menanyakan.

"Yud ngapain kok lama sekali" dan dijawab oleh Praka Yudha "Siap Ndan sebentar lagi."

Korban keluar kamar mandi sambil berlari dan hampir menubruk Letda AJ menuju ke dalam barak dan diikuti hingga ke dalam barak dan korban mengambil pisau komando.

Letda AJ bertanya "Kamu mau nyerang saya?"

korban menjawab "Siap tidak ndan, saya mau bunuh diri sambil menusukan pisau komandonya dari sisi sebelah kanan tembus ke sebelah kiri.

Letda AJ teriak untuk minta bantuan ke anggota yang berada di luar barak dan segera dievakuasi ke RSAU Lanud Abdulrachman Saleh menggunakan kendaraan Batalyon Paskhas 464, yang di dampingi oleh Lettu Pas MP & Letda Pas AJ. Pada pukul 11.28 WIB, dokter yang menangani menyatakan korban telah meninggal dunia,

"Saat ini Komandan Korpaskhas sudah berada di lokasi untuk melihat dan mendengar secara langsung dari anak buahnya yang terlibat pembinaan tersebut, serta tidak menginginkan terkesan untuk ditutupi kejadian yang sebenarnya," kata Jemi.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Kriminal
  3. Lapangan Udara Abdul Rachman Saleh
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA