Penahanan truk pengangkut hasil panen, sulut konflik terpendam sengketa lahan antara warga dan TNI AU
Merdeka.com, Malang - Kasus perusakan pos penjagaan TNI AU Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur diduga terkait sengketa lahan dengan warga setempat. Perlu diketahui bahwa Lanud Abdulrachman Saleh berpuluh tahun terlibat sengketa lahan dengan warga sekitar. Namun melalui berbagai proses hukum, pengadilan memenangkan Lanud sebagai pemilik lahan.
Pihak Lanud memberikan kesempatan bermitra kepada warga setempat untuk menggarap lahan tersebut. Pasca keputusan incraht (tetap), pihak Lanud melakukan identifikasi ulang pihak yang diajak bermitra.
Sementara itu, warga tetap pada keyakinannya, bahwa tanah tersebut sebagai peninggalan nenek moyang yang sudah turun-temurun. Warga tidak bisa menerima apapun, kendati sudah muncul keputusan hukum tetap.
Akibatnya sering terjadi ketegangan antara warga dan pihak Lanud. Tanah-tanah garapan warga kerap dijadikan lahan latihan hingga menyebabkan kerusakan.
Terkait dengan kasus perusakan pos jaga TNI AU, Selasa(9/8), diduga dipicu penahanan dua buah truk yang memuat tebu hasil panen di komplek Lanud.
Sebelumnya, truk tersebut ditahan karena membawa tebu hasil panen milik salah satu warga setempat. Sejumlah warga yang tidak terima atas penahanan tersebut mendatangi pos di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari dan melakukan pengerusakan.
Kepala Penerangan Lanud Abdulrachman Saleh mengungkapkan, truk bermuatan tebu tersebut dihentikan karena memanen di lahan yang disengketakan. Padahal pihaknya sudah tidak memiliki kerja sama lagi.
"Dua truk tebu tersebut dihentikan dan ditangkap. Karena dengan pemilik tebu tersebut sudah tidak bermitra, yang bersangkutan tidak mengakui keputusan pengadilan," kata Hamdi Londong Alloy di lokasi, Rabu (10/8), seperti dilansir dari merdeka.com.
Mereka merusak portal dengan menggulingkan drum-drum yang dipasang di tengah jalan. Para pelaku juga menggulingkan pot-pot di sepanjang jalan yang dilalui hingga jalan besar.
Selain itu, beberapa tanaman di sekitar lokasi juga dirusak. Massa juga menurunkan beberapa ikatan batang tebu dari truk yang di lemparkan ke depan pos.
Massa sempat mengancam tiga orang penjaga yang berada di dalam pos penjagaan. Bahkan dua orang, karena diancam dengan celurit memilih lari dan meminta bantuan personel.
"Massa meninggalkan pos setelah kita mendapat bantuan personel dari dalam. Mereka berangsur-angsur meninggalkan tempat," katanya.
Londong menegaskan, bahwa pihaknya telah melaporkan kasus pengerusakan tersebut ke Polres Malang. Saksi-saksi sudah memberikan keterangan dan selanjutnya kepolisian yang akan mengambil tindakan.
Polres Malang telah menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Sekitar pukul 12.30 WIB, Tim Identifikasi datang ke lokasi.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Adam Purbantoro saat dihubungi mengaku masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Pihaknya masih mengumpulkan bukti dan keterangan di lapangan.
"Belum ada (penetapan tersangka), Masih kita selidiki," tegas Adam.