Berdalih terapi kesehatan, begini kronologi kepala sekolah SD setrum empat murid sendiri.
Merdeka.com, Malang - Empat orang siswa kelas 6 Sekolah Dasar (SD) Lowokwaru 3 Kota Malang disetrum oleh kepala sekolahnya berinisial TJY. Siswa berinisial RA, MK, MZ dan MA disetrum dengan dalih untuk terapi kesehatan.
Akibat kejadian tersebut para korban mengalami trauma dan kesakitan di beberapa bagian tubuhnya. Salah satu korbannya, RA juga sempat mengalami mimisan. AN, ibunda RA menceritakan peristiwa penyetruman yang dialami anaknya pada Selasa (25/4). Penyetruman dilakukan usai salat Dhuha pagi. RA dengan tiga temannya MK, MZ dan MA diminta ke musala.
"Empat anak disuruh ke musala, yang lainnya kembali. Anak-anak yang lain penasaran melihat dari balik kaca. Dua anak disuruh ambil kursi di ruang kepala sekolah," katanya.
Sebelum dilakukan penyetruman, anak-anak itu diminta meditasi dan mendengarkan ceramah kepala sekolah. Setelah itu, dengan sebuah alat yang ditancapkan ke stop kontak, kepala sekolah melakukan penyetruman.
"Dikasih ceramah, yang kedua dikasih permainan dan meditasi duduk bersila. Anak-anak diminta menutup mata, perjanjiannya kalau buka mata akan ditempeleng, ada ancaman seperti itu," katanya.
Anak-anak tidak berani membuka mata. Saat itulah anak-anak didorong ke depan dalam posisi meditasi duduk di atas kursi berhadapan dengan kepala sekolah. Satu kabel diinjak Kepala Sekolah dan satunya oleh anak-anak. Sebuah taspen didekatkan di kepala. Dia menirukan ucapan yang disampaikan kepala sekolah. "Kalau menyala pijar berati banyak bohongnya. Katanya itu terapi tes kebohongan kalau kepada anak-anak. Tetapi kalau kepada ke wali murid terapi kesehatan," ucapnya.
Salah satu orang tua korban, AT baru mengetahui kejadian itu setelah dia mendapatkan laporan dari teman-teman sekolah anaknya, termasuk orang tua korban lainnya.
"Awalnya saya tidak tahu kalau anak saya mengalami itu. Saya tahunya waktu menjemput anaknya ke sekolah, kemudian teman-temannya menghampiri saya dan bilang kalau anak saya habis disetrum oleh kepala sekolahnya," kata AT.
Merdeka.com mencoba meminta penjelasan dari pihak sekolah. Termasuk kepala sekolah berinisial TJY. Tetapi tidak ada perwakilan sekolah yang bersedia memberikan konfirmasi.