1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Penjelasan Arkeolog soal situs pemandian suci era Mpu Sindok

Mengundang rasa penasaran banyak kalangan, ini penjelasan Arkeolog soal situs pemandian suci yang diduga dari era Mpu Sindok.

Penemuan Situs Mpu Sendok. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Sabtu, 29 April 2017 13:31

Merdeka.com, Malang - Temuan situs sejarah jenis patirtan atau pemandian suci di kabupaten Malang, mengundang banyak kalangan untuk menelisik lebih jauh keberadaan kawasan tersebut. Karena kawasan empat titik yang diduga menyambung satu dengan yang lain itu, masih perlu dieksplorasi kaitan sejarahnya.

Situs dalam empat titik itu berada di dusun Nanasan, desa Ngawonggo, kecamatan Tajinan, kabupaten Malang. Letaknya berada di aliran sungai Mantenan yang mengalir dari lereng Gunung Semeru dan mengalir menuju sungai Brantas.

Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM) Dwi Cahyono berpendapat, kawasan tersebut diduga bagian dari sistem pengairan atau pengelolaan air bersih untuk Kahyangan Kaswangga. Kahyangan Kaswangga sendiri adalah sebuah komunitas keagamaan besar di zamannya.

"Kemungkinan berada di masa Mpu Sindok sekitar abad X semasa Airlangga. Tetapi bangunan ini sesungguhnya berada di lintas masa," kata Dwi Cahyono, Sabtu (29/4).

Sistem pengairan atau patirtan tersebut berfungsi untuk menyuplai air bersih bagi permukiman di sekitarnya. Pendapatnya itu diperkuat dengan banyaknya temuan batu bata kuno, lumpang bahkan patung.

"Sekitar sini ada pemukiman, didukung penemuan batu bata kuno, gentong, lumpang batu, bahkan patung," katanya.

Dwi juga menyebut nama desa Ngawonggo berasal dari Kaswangga sebagaimana disebut pada Prasasti Kanuruhan B (Wurandungan) bertahun 944 M.

Prasasti tersebut ditulis atas perintah Mpu Sindok atau Sri Isana yang menyebutkan adanya lima kahyangan (wilayah) dalam bentuk istimewa yang disebut Kanuruhan. Wilayah tersebut memiliki otonomi untuk mengelola pajaknya untuk merawat tempat-tempat peribadatannya.

Prasasti itu menyebutkan lima wilayah tersebut dalam petunjuk penjuru mata angin, yaitu Awaban, Kaswangga, Pagawan, Kagotran dan Panghulun.

"Kahyangan Awaban itu di barat atau sekarang di desa Ngabab, kecamatan Pujon. Cukup alasan kalau Kahyangan Kaswangga di desa Ngawonggo, yang berada di bagian timur Malang," katanya.

Sementara Kahyangan Pangawan berlokasi di utara Malang yang berada di sekitar kecamatan Pakis-Jabung. Kemudian Kahyangan Kagotran di bagian tengah Malang dan Kahyangan Panghulun di Malang bagian selatan.

"Komunitas keagamaan di Kaswangga atau Ngawonggo kemungkinan sudah ada pada abad X," katanya.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Sejarah Malang
  2. Peristiwa
  3. Penemuan Situs Sejarah
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA