1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Ini motif peneror bom gereja di Batu tebar ancaman

Pelaku teror bom gereja di Batu ternyata idap Skizofrenia. Pelaku mengaku ingin membantu kepolisian dengan melapor kejadian dalam halusinasinya.

Pelaku teror bom gereja di Batu. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Senin, 23 Januari 2017 18:27

Merdeka.com, Malang - Hoeng Jan atau John Slamet (47), pelaku telepon teror gereja di kota Batu, dianggap mengalami gangguan kejiwaan. Pria asal Surabaya itu mengaku ingin membantu kepolisian dengan melaporkan kejadian yang ada dalam halusinasinya.

"Motifasinya ingin membantu tugas-tugas petugas. Ia sebelumnya melihat tayangan di televisi kalau ada gereja diancam teror bom," kata AKBP Leonardus Simarmata, Kapolres Kota Batu di Mapolres Kota Batu, Senin (23/1).

Pelaku, kata Leo, menelepon Polres Batu dengan kata-kata 'Ada Bom di Gereja Batu' dengan maksud agar informasi yang diterima segera ditindaklanjuti petugas. Tersangka sebelumnya menyaksikan tayangan berita di televisi.

Pelaku mendapatkan nomor telepon Polres Kota Batu dengan menghubungi layanan 180. Setelah mendapatkan kontaknya, langsung menghubungi nomor tersebut.

"Tersangka pernah dirawat dan diasuh di klinik bimbingan Balai Psiko diagnostik dan terapi di yayasan Bhakti Luhur Malang selama 20 tahun dengan gangguan jiwa Skizofrenia (keterpecahan jiwa)," katanya.

Kepolisian telah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi kejiwaan. Hasil pemeriksaan Psikiatri di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur memberikan sejumlah rekomendasi.

Salah satunya bahwa kapasitas inteligensi pelaku tergolong retardasi mental. Kemampuan nalar yang bersangkutan tidak sesuai dengan usianya, alias seperti anak-anak.

Retardasi Mental sendiri adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap. Sehingga berpengaruh pada perkembangan mentalnya.

Selain itu, didapatkan tanda-tanda kecerdasan di bawah normal yakni dalam rentang 35 sampai 49. Penderita tidak mampu menyelesaikan masalah dengan pertimbangan dan alasan yang baik.

"Akibat fungsi intelegensi yang di bawah normal, pelaku tidak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya," tegasnya.

Pelaku diamankan Senin (16/1) pukul 19.30 WIB di rumahnya, di Kawasan Tambaksari, kota Surabaya. Pelaku sehari-hari menjaga toko orderdil dan sepeda angin.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Kota Wisata Batu
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA