Pelatih dari kedua kesebelasan sama-sama mengutarakan ketidakpuasan mereka terhadap wasit yang memimpin laga.
Merdeka.com, Malang - Kepemimpinan wasit menjadi sorotan bagi Arema Cronus dan Persela usai pertandingan antara kedua tim yang berkahir dengan skor 3-0. Dilansir dari Bola.net, Milomir Seslija dan Aji Santoso sama-sama menyoroti kepemimpinan wasit Moch Adung dalam laga lanjutan Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 tersebut.
Menurut Milo, keputusan-keputusan wasit sangat merugikan timnya. Salah satu keputusan yang dimaksud pelatih berusia 52 tahun ini adalahh kartu kuning yang diberikan pada Esteban Vizcarra dan Goran Gancev.
"Ia memberikan kartu kuning tanpa tujuan yang jelas bagi Goran dan Esteban. Tanpa peringatan, mereka dikartu. Padahal pelanggarannya sama sekali tak berbahaya. Mereka juga mengejar bola. Tak ada kesengajaan membuat pelanggaran," ujar Milo.
"Di Malang, wasit bisa berlaku seperti ini pada tuan rumah. Tapi, saya rasa ia tak punya nyali untuk melakukan hal ini di luar Malang seperti di kandang Persipura atau Perseru. Mengapa?" sambungnya.
Ketidakpuasan mengenai kepemimpinan wasit juga dilontarkan oleh pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso. Dia menyoroti kartu kuning yang diberikan pada Dendy Sulistyawan. Menurutnya, walau bukan Dendy yang melakukan pelanggaran, justru penyerang muda Persela ini yang diberi kartu kuning.
"Artinya, kejelian wasit ini yang perlu dipertanyakan," tuturnya.
Aji juga meminta agar wasit yang memimpin pertandingan ini dievaluasi. Dia mengatakan bahwa jangan hanya pelatih atau pemain saja yang dihukum karena protes mengenai wasit, namun juga harus dilihat kinerja dari wasit tersebut.
"Jadi seimbang. Kita bekerja dengan hati. Pelatih protes wasit pasti ada sebabnya. Jangan pelatih saja sedikit-sedikit disanksi, didenda. Namun, kalau wasit seperti itu tidak diapa-apakan, lalu harus bagaimana?" tegasnya.
"Ayo sama-sama kita berusaha agar sepakbola bisa lebih baik," tandas Aji.