Perpustakaan ramah difable di kota Malang, memikat Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB).
Merdeka.com, Malang - Perpustakaan ramah difable di kota Malang, memikat Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB). Rombongan terpikat dengan inovasi layanan publik untuk penyandang para tuna netra yang diberi nama LapoBra atau Layanan Pojok Braile.
Herman Suryatman, Kabiro Hukum Komunikasi dan Informasi Publik Kemen PAN-RB selaku ketua rombongan mengatakan, inovasi tersebut patut diapresiasi. Pihaknya pun rela untuk mempelajari inovasi yang tidak banyak dimiliki oleh daerah lain.
"Dari yang kita dengarkan, Malang memiliki perpustakaan yang diminati masyarakat dan ramah difabel. Jadi itu yang membuat kami tertantang untung mempelajari dari kota Malang," kata Herman di Ruang Tumapel Balai Kota Malang, Selasa (9/5).
Karena sangat jarang perpustakaan yang memperhatikan layanan ramah bagi para difable. Sehingga secara logika, apabila layanan ramah kepada para difable, maka otomatis layanan kepada masyarakat umum pun juga baik dan memuaskan.
"Kalau nanti memang KemenPAN-RB memiliki perpustakaan seperti di Malang, maka kami akan katakan kalau gurunya itu kota Malang," katanya memuji.
Herman juga mengungkapkan, bahwa ciri negara maju dapat dilihat dari tiga tempat yaitu perpustakaan, museum dan toiletnya. Tetapi ironis, di Indonesia ketiga-tiganya justru menjadi tempat yang kurang mendapat perhatian.
Karena itu juga, dalam memantau dan kunjungan Kemen PAN dan PR fokus terhadap ketiga tempat tersebut yakni, perpustakaaan, pelayanan informasi dan pengaduan.
Herman juga menegaskan, aparatur negara saat ini tidak hanya dituntut ramah melayani masyarakat, tetapi harus mengembangkan berbagai inovasi dalam pelayanannya. Berbagai perubahan harus siap dilalui untuk menggerakkan sesuai perkembangannya.
"Layanan publik seperti ini, secara otomatis akan berpengaruh positif nantinya," terangnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) menyampaikan, kota Malang sudah memiliki sejumlah inovasi layanan berbasis online. Salah satunya Sambat Online yang khusus melayani pengaduan masyarakat. Setiap pengaduan akan disampaikan langsung kepada SKPD dan akan ditindaklanjuti pihak terkait.
"Tahun ini akan masih akan dikembangkan beberapa aplikasi. Selain itu, sosial media juga menjadi sarana menampung pengaduan masyarakat, justru paling banyak pengaduan melalui facebook," kata Zulkifli Amrizal, Kadis Kominfo.
Sementara, Asisten Administrasi Pemerintah dan Kesra, Abdul Malik dalam kata penyambutan mengatakan, bidang pendidikan merupakan prioritas utama dalam pembangunan kota Malang. Karena itu, perpustakaan menjadi salah satu bagian yang mendapatkan perhatian serius.