1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Peringati peristiwa 25 Februari, kabupaten Malang gelar Jambore Sampah

Mengenang peristiwa tragis di TPA Cimahi, kabupaten Malang rayakan Hari Peduli Sampah Nasional dengan menggelar Jambore Sampah 2017.

©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Jum'at, 24 Februari 2017 13:24

Merdeka.com, Malang - Ada yang berbeda dengan perayaan Hari Peduli Sampah Nasional di kabupaten Malang tahun ini. Pasalnya, kabupaten Malang menggelar Jambore Sampah untuk kali pertama di tingkat daerah Kabupaten/Kota di Indonesia, Kamis (23/2). Kegiatan tersebut digelar untuk mengenang peristiwa tragis di TPA Cimahi, yang menjadi titik awal diperingatinya 21 Februari sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.

Bertempat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Wisata Edukasi Talangagung, kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Malang, Rendra Kresna. Hadir juga dalam acara tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malang, Wakil Bupati Malang, Sekretaris Daerah, dan para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, para pemerhati, praktisi dan komunitas peduli lingkungan hidup, para pendidik perguruan tinggi dan sekolah para peserta Jambore Sampah.

Bupati Malang, Rendra Kresna berharap, peringatan Hari Peduli Sampah Nasional tersebut menjadi wadah untuk membudayakan kepedulian masyarakat terhadap sampah dan lingkungan hidup. "sehingga tercipta lingkungan hidup yang bersih, sehat dan lestari di mana hal ini juga merupakan salah satu visi dari tiga fokus landasan pembangunan Pemkab Malang yakni meningkatkan kualitas lingkungan hidup," terang Rendra.

Rendra mengungkapkan, Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional muncul atas ide dan desakan dari sejumlah pihak. Kegiatan tersebut digelar untuk mengenang peristiwa tragis di TPA Sampah Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Pada 21 Februari 2005 silam, terjadi ledakan timbunan sampah sebagai akibat curah hujan yang tinggi dan petir yang menyambar tumpukan sampah yang mengandung gas Methan. Ledakan tersebut mengakibatkan longsoran tumpukan sampah yang menimbun permukiman warga serta menelan korban kurang lebih 157 jiwa.

"Berawal dari kejadian tersebut, sejak tanggal 21 Februari 2006 dilaksanakan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," tuturnya.

Jumlah sampah di kabupaten Malang, kata Rendra, mencapai kurang lebih 400.000 Ton setiap tahunnya. "Jika di biarkan dan tidak di kelola dengan baik, sampah tersebut bisa menjadi bukit sampah," tegas Rendra.

Rendra menjelaskan, hanya sekitar 40 persen dari jumlah sampah tersebut yang bisa ditangani oleh Dinas Cipta Kaya dan Tata Ruang Kabupaten Malang. Keberadaan beberapa pihak yang peduli lingkungan turut membantu penanganan sampah di kabupaten Malang. Salah satunya, para kader pemerhati sampah serta semua pihak dari masyarakat terutama yang diinisiasi oleh Dinas Cipta Kaya dan Tata Ruang Kabupaten Malang melalui Kepala Desa, dengan membentuk TPST.

"Sumbangsih TPST di daerah ini, juga menambah prosentase penanganan sampah kita kurang lebih 15 persen. Juga melalui ibu-ibu PKK dengan Pokja 3-nya, kader peduli sampah dan membuat bank sampah bisa terkurangi 4 persen. Sisanya inilah yang harus kita pikirkan bersama," jelasnya.

Gas Metan yang di hasilkan di TPA Talanggagung ini, kata Rendra, sudah bisa dikelola dengan baik sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Gas Methan yang ada di TPA tersebut, tidak dibiarkan lepas ke udara. Namun, dikelola sedemikian rupa sehingga menghasilkan energi yang menjadi bahan bakar pengganti untuk kompor. Energi tersebut disalurkan ke rumah warga di sekitar TPA melalui pipa.

"Karena TPA Talanggagung ini mempunyai ikon TPA Wisata Edukasi, sering juga menjadi jujukan Kabupaten/Kota di Indonesia untuk meniru konsep pengelolaan sampah tersebut, bahkan dari Kementerian Lingkungan Hidup juga beberapa kali mengadakan penelitian disini," ulasnya.

Rendra menuturkan, target pemerintah tahun 2020 mendatang yakni kabupaten Malang bebas sampah. Sehingga, dibutuhkan partisipasi dan dukungan semua pihak, baik instansi pemerintahan, sekolahan, perusahaan, serta masyarakat di kabupaten Malang untuk peduli terhadap sampah. Yakni, dengan pengelolaan sampah melalui Bank Sampah maupun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R).

"Sehingga dengan terkelolanya sampah di sumbernya oleh masyarakat akan dapat mengurangi sampah yang di bawa ke TPA, yang akan membawa manfaat umur TPA akan lebih lama", harapnya.

Sementara itu, Budi Iswoyo, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang melaporkan, Jambore Sampah Kabupaten Malang dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional Tahun 2017 ini, digelar selama dua hari, "Jambore ini berlangsung selama dua hari, dari tanggal 23 sampai dengan 24 Februari 2017. Adapun para peserta jambore sekitar 300 orang peserta, terdiri dari perwakilan pelajar siswa SMP, SMK, SMA, Perguruan Tinggi serta dari Kelompok Komunitas Peduli Lingkungan lingkup Kabupaten Malang", singkatnya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA