Jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-71, perajin lampion merah putih banjir orderan.
Merdeka.com, Malang - Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-71, membawa berkah tersendiri bagi para perajin lampion. Para perajin lampion mengaku mengalami peningkatan permintaan.
Ahmad Syamsudin (30), salah seorang perajin di Kampung Lampion, jalan Djuanda Kota Malang, mengaku kenaikan permintaan terjadi secara musiman setiap tahun. Ahmad mengungkapkan, lampion dengan motif merah dan putih atau perpaduan keduanya, dipesan untuk aksesoris out door.
"Sekarang yang ramai motif merah putih, menjelang Agustusan. Alhamdulillah produksi meningkat sekitar antara 50 persen sampai 60 persen. Produksi sudah mulai bulan lalu," kata Ahmad di rumahnya, jalan Djuanda Gang 5, Kelurahan Muharto, Kota Malang, Sabtu (6/8), dilansir melalui merdeka.com.
Motif dan model lampion yang dibuat akan disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Misalnya, lampion China yang khas dengan warna merah dan huruf China lebih banyak diproduksi menjelang Imlek atau peringatan budaya Tionghoa lainnya.
"Kalau hari biasa banyak model, ada kotak, oval, aladin, tetapi sekarang cenderung bulat-bulat warna merah-putih, atau merah saja, putih saja," ungkapnya.
Ahmad mengaku telah mengantisipasi permintaan dengan memproduksi sejumlah lampion jauh-jauh hari. Sebelum bulan Agustus datang, dirinya mulai menyiapkan kebutuhan bahan baku dan mengawali produksi.
"Antisipasi lonjakan pesanan dengan menyediakan stok sejak sebulan lalu. Tetapi orderan sebagian sudah datang. Kalau bahan sudah disiapkan, kita nandon. Semua orderan berusaha kita penuhi dengan baik," jelasnya.
Bahkan, sebelum agustus tiba, Ahmad telah mengirim pesanan lampion ke beberapa kota. Hingga kini, sudah lebih dari seribu unit lampion yang terjual.
"Ada 1.000 potong lebih. Sudah kirim ke Jakarta, Tangerang, Jambi, Malang Raya, instansi-instansi, sekolahan pesan ke sini," katanya.
Sementara itu di rumah Ahmad, tampak para karyawan sedang bekerja menyelesaikan pesanan. Sebanyak 12 karyawan, bekerja sesuai bagian masing-masing. Sebagian membuat kerangka berbahan rotan dengan menggunakan mal berupa besi setengah lingkaran. Besar kecilnya diameter lingkaran akan disesuaikan dengan permintaan.
"Harga dari mulai Rp 15 ribu, hingga puluhan juta untuk lampion karakter. Ada 50 model mulai diameter 20 centimeter sampai 10 meter. Khusus model hewan sesuai pesanan dengan harga yang akan disesuaikan dengan tingkat kesulitannya," katanya.
Ahmad juga menceritakan bahwa trend lampion saat ini tak lagi menggunakan kertas, melainkan kain jenis tertentu. Kelebihannya, penggunaan kain lebih kuat, karena saat hujan kain masih dapat bertahan.
"Selain itu harga kain lebih murah daripada kertas, justru mahal kertas. Padahal kain lebih kuat, kertas sekali hujan langsung hilang," katanya.
Selain motif merah dan putih, Ahmad pun memproduksi aneka lampion dengan aneka motif dan model sesuai pesanan. Ia melayani pemesanan lampion terbang, lampion apung, lampion taman, lampion karakter, lampion China dan lampion Jepang.
Ternyata, keahlian Ahmad dalam membuat lampion telah teruji. Dirinya beberapa kali terlibat dalam even internasional seputar lampion. Bahkan saat ini Ahmad dilibatkan dalam pembuatan sebuah museum lampion. Tak hanya itu, beberapa lampion karyanya juga sudah diekspor ke sejumlah negara.