1. MALANG
  2. KABAR MALANG

KPPU ungkap permainan kartel yang bikin harga cabai melonjak

KPPU ungkap permainan kartel bikin harga cabai melonjak. Bandar memiliki power yang dimungkinkan dapat mempermainkan harga.

©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Selasa, 31 Januari 2017 13:07

Merdeka.com, Malang - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga adanya praktik kartel dalam penentuan harga cabai. Pihaknya saat ini sedang mendalami kemungkinan adanya permainan harga, apalagi dengan kenaikan yang tidak rasional.

"Ini (adanya kartel) yang sedang kita monitor. Kita lihat cara kerjanya seperti apa? Kemudian rantai distribusinya itu berapa panjang? Kita juga akan lihat berapa jumlah pemain di titik-titik distribusi," kata Syarkawi Rauf, Ketua KPPU di desa Ngantru, kecamatan Ngantang, kabupaten Malang, Senin (30/1).

Kata Syarkawi, rantai distribusi cabai dinilai terlalu panjang dan harus dibuat lebih sederhana. Beberapa tempat ditemukan rantai distribusi yang sangat panjang, dari mulai petani ke pengepul, kemudian ke bandar yang kemudian masuk ke pasar-pasar induk seperti di Jakarta.

Dari bandar itu baru kemudian dijual ke agen, dan diteruskan ke retailer sebelum pembeli (end user). Setiap simpul selalu terjadi kenaikan margin harga.

"Sementara yang kami temukan, Bandar di pasar induk tidak banyak jumlahnya, artinya terpusat. Dari sisi persaingan mereka yang paling potensial melakukan persekongkolan harga jual cabai sampai ke penjual akhir," katanya.

Saat di simpul pengepul, cabai kemudian dijual ke bandar yang kemudian menjualnya ke agen dan retailer. Bandar memiliki power yang dimungkinkan dapat mempermainkan harga.

Level bandar juga pemainnya tidak banyak dan menguasai pembelian cabai dari pengepul dan penjualan ke agen. Otomatis di level ini paling mudah untuk menentukan harga.

"Kami memonitor ini, karena harganya sangat luar biasa. Tapi belum bisa kita simpulkan, yang pasti (penyebab harga naik) karena produksi turun, produksi turun menimbulkan harga naik," ungkapnya.

Tetapi, tambahnya lonjakan harga cabai ini bagi KPPU sudah sangat tidak rasional dan tidak masuk akal. Karena harganya sudah terlalu tinggi menyentuh angka Rp 140 ribu atau Rp 120 ribu di pasar.

"Harga yang terbentuk seperti ini bisa disebabkan karena adanya permainan itu. Makanya kita aktif melakukan monitoring," tegasnya.

KPPU menyarankan untuk dilakukan intervensi harga cabai yang memang sudah mulai dilakukan. Tetapi perlu juga dilakukan intervensi di tingkat rantai distribusinya.

"Karena akan mengurangi peran-peran sehingga mereka tidak memiliki market power dominan dalam penentuan harga beli maupun jual ke petani," tegasnya.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA