1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Harga cabai selangit, industri sambal rumahan terancam gulung tikar

Zaki , seorang pengusaha sambel rumahan memulai usaha pada awal 2015, tetapi baru sekarang ini mengalami harga cabai melebihi Rp 100 ribu.

Darmadi Sasongko. ©2017 Merdeka.com Editor : Siti Rutmawati | Contributor : Darmadi Sasongko | Selasa, 10 Januari 2017 12:02

Merdeka.com, Malang - Harga cabai rawit di kota Malang dan sekitarnya masih sangat tinggi, yakni di atas Rp 100 ribu per kilogram di tingkat pengecer. Pengusaha kecil, terutama produk dengan bahan baku cabai mengaku terancam jika kondisi ini tak juga membaik.

Zaki Firmansyah (35), pemilik usaha sambel rumahan Missambel mengaku akan menghentikan produksinya jika cabai tidak kunjung turun. Apalagi kalau bahan-bahan dan komponen lain seperti listrik juga ikut-ikutan naik.

"Kalau nanti harga bawang merah dan bawang putih ikut naik, terpaksa harus berhenti produksi. Pastinya biaya produksi terlalu tinggi," kata Zaki di rumahnya Jalan Saxophone, kecamatan Lowokwaru, kota Malang, Senin (9/1).

Produk Sambel Rumahan, Mis Sambel
© 2017 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Zaki memulai usaha pada awal 2015, tetapi baru sekarang ini mengalami harga cabai melebihi Rp 100 ribu. Harga paling tinggi yang pernah dia temui pada harga Rp 60 ribu per kilogram.

Kendati harga cabai terus naik, Zaki tidak menaikkan harga jual per kemasan. Akibatnya margin laba yang diterimanya berkurang secara drastis.

"Laba penjualan menurun sampai 50 persen dibanding kalau harga cabai normal," jelasnya.

Zaki dengan dibantu istri, memproduksi tiga jenis varian Missambel, yakni Sambal Terasi dengan harga Rp 22 ribu per botol, Sambal Ijo dan Sambal Bawang dengan harga Rp 20 ribu per botol.

Penjualan dilakukan melalui instagram dan facebook, di samping dijual di gerai rumahnya. Sambal buatan Zaki terjual ke sejumlah kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan bahkan Hongkong. Setiap bulan, Zaki rata-rata mampu menjual hingga 700-750 kemasan.

Zaki mengaku tidak melakukan banyak penimbunan produknya, karena terkait kualitas rasa. Produknya dibuat sesuai jumlah pesanan yang datang.

"Sehari memproduksi sekita 50 botol sampai 100 botol," katanya.

Bahan baku yang dibutuhkan juga cabai-cabai yang berkualitas agar hasil produknya juga berkualitas. Zaki mengaku tidak pernah menggunakan cabai rusak atau cabai BS.

"Meski harganya miring, bahkan sangat murah tetapi akan berpengaruh pada kualitas sambelnya," tegas Zaki.

Zaki berbelanja cabai setiap tiga hari sekali sebanyak sekitar 10 kilogram di Pasar Sayur Karangploso, kabupaten Malang. Harga yang diperolehnya Rp 80 ribu lebih per kilogram.

Dirinya berharap harga cabai bisa segera kembali ke harga normal. Idealnya harga cabai, katanya di kisaran harga Rp 30.000 per kilogram.

PILIHAN EDITOR

(SR) Laporan: Darmadi Sasongko
  1. Peristiwa
  2. Ekonomi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA