Sodorkan kemudahan terkait layanan reservasi dan servis kendaraan secara praktis dan cepat, OLRIDE jadi salah satu finalis ajang IBMC 2017 di AS.
Merdeka.com, Malang - Sodorkan kemudahan terkait layanan reservasi dan servis kendaraan secara praktis dan cepat, OLRIDE berhasil lolos sebagai salah satu finalis The International Business Model Competition (IBMC) 2017 di Silicon Valley, California, Amerika Serikat. OLRIDE merupakan startup kreasi mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB). Yakni, aplikasi booking bengkel yang menghubungkan pemilik motor dengan bengkel-bengkel motor di seluruh Indonesia.
Keunggulan OLRIDE terletak pada kemudahan dan kecepatannya dalam memberikan layanan reservasi dan servis kendaraan. Startup yang digawangi oleh Faza Abadi dan delapan timnya ini, mempresentasikan keunggulan OLRIDE dalam event IBMC tersebut. Mereka memaparkan bagaimana dalam jangka waktu yang singkat lean startup mampu memberikan solusi 'the wants and needs' dari market di Indonesia sekaligus mengembangkan prototype yang sesuai dengan kebutuhan user di pasar dan industrinya.
Dilansir dari prasetya.ub.ac.id, OLRIDE mampu memvalidasi model bisnisnya dan telah bekerjasama dengan lebih 200 bengkel di pulau Jawa. Indonesia, sebagai negara yang memiliki jumlah kendaraan motor terbesar di dunia masih sangat tergantung pada moda transportasi pribadi. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa potensi market OLRIDE sangat besar. Hal inilah menjadi daya tarik bagi dewan juri sehingga membuat OLRIDE mampu maju ke babak semi final setelah menyisihkan 20 tim lainnya.
Kendati terhenti di babak semifinal, dan gagal melaju ke top 5 finalist of IBMC, kehadiran OLRIDE membuktikan kreatifitas mahasiswa sebagai pengembang ide sebuah startup, patut diperhitungkan.
IBMC sendiri merupakan ajang para founder startup perguruan tinggi dari berbagai negara untuk mempresentasikan karya inovasinya. Ajang kompetisi international ini diinisiasi oleh dua perguruan tinggi di Amerika Serikat, yakni, Brigham Young University dan Harvard University. Penyelenggaraan IBMC tahun ini diikuti oleh 40 tim. Mereka merupakan tim yang lolos setelah melalui proses seleksi dan menyisihkan 5.953 tim dari 545 perguruan tinggi di 27 negara.
IBMC telah mendapatkan banyak dukungan dan pengakuan dari berbagai evangelist lean startup global. Beberapa tokoh evangelist Lean Startup yang duduk sebagai Board of Advisor dalam IBMC berasal dari kalangan akademisi dan praktisi. Sebut saja, Alexander Osterwalder, Steve Blank, Nathan Furr, Ash Maurya, Brant Cooper, dan Tom Eisenmann.
Tak sekadar ajang kompetisi, IBMC menuntut para inovator startup untuk menunjukkan penggunaan metodologi lean startup dalam membangun prototype produk sekaligus validasi bisnis model. Setiap peserta wajib mempresentasikan proses startup terkait validasi pasar melalui customer development dan bertindak atas hasil pembelajaran validasi pasar tersebut dengan rapid prototyping.
Startup yang terpilih di ajang ini adalah mereka yang telah melaksanakan upaya pembuktian konsep bisnis yang disodorkannya. Dengan kata lain, mereka tak lagi mempresentasikan bisnis yang bersifat konseptual. Ajang ini memberikan total hadiah sebesar $150,000 USD dalam bentuk pendanaan fresh money. Dana tersebut akan digunakan sebagai modal untuk membangun startup yang mengikuti kompetisi tersebut.
Sejak pertama kali diadakan di tahun 2012, kegiatan ini telah diikuti oleh ribuan startup mahasiswa, baik fresh graduated maupun mahasiswa tingkat doktoral. Mahasiswa dari perguruan tinggi ternama seperti Harvard University, Brigham Young University, UC Berkeley, Waseda University selalu mengirimkan startup dan mahasiswanya dalam kegiatan ini.