1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Mengenang bemo, raja jalanan kota Malang tempo dulu

Pada dekade 1970-an hingga 1990-an, bemo merupakan kendaraan umum yang merajai jalanan kota Malang.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Sabtu, 01 Oktober 2016 00:27

Merdeka.com, Malang - Sebelum mikrolet dengan warna birunya yang khas menguasai kota Malang, sebenarnya ada kendaraan umum lain yang jadi primadona dan menguasai jalanan kota Malang. Kendaraan bermotor dengan tiga roda dan moncong depannya yang khas ini biasa disebut sebagai demo dan merupakan raja jalanan kota Malang sebelum tiba eranya mikrolet.

Sejak dekade 1960-an hingga 1990-an, praktis kendaraan ini merupakan salah satu angkutan umum yang paling mudah dijumpai di kota Malang. Sebelum tiba eranya bemo, Malang sebenarnya memiliki angkutan kota lain yang juga mudah ditemui yaitu demo atau atax, namun tetap saja bemo merupakan kendaraan dengan usia edar yang cukup panjang.

Bemo menjadi raja jalanan di kota Malang bukan tanpa alasan. Laju kendaraannya yang lebih cepat dibanding trem dan demo yang masih beroperasi saat itu, serta ukurannya yang cukup kecil sehingga bebas bermanuver di jalan raya membuat kendaraan ini sangat diminati terutama karena melintasi berbagai pusat keramaian pada masa-masa itu.

Sama seperti mikrolet, bemo juga memiliki beberapa trayek atau jalur yang mereka lewati. Biasanya bemo ini akan mudah ditemui pada terminal-terminal seperti Landungsari dan Gadang serta di wilayah-wilayah seperti pasar. Tak heran bahwa kendaraan ini jadi angkutan umum yang paling utama seperti mikrolet saat ini.

Walaupun digunakan sebagai angkutan umum bagi manusia, namun pada asalnya di Jepang, kendaraan roda tiga ini dimaksudkan sebagai angkutan barang. Hal itu lah yang menyebabkan tempat penumpang bemo di bagian belakang cukup tinggi dan sempit sehingga ketika naik bemo yang penuh maka seringkali penumpang harus beradu lutut dan berdesak-desakan.

Bemo
© 2016 merdeka.com/Harwanto Bimo Pratomo

Pada sekitar akhir 1980-an, karena usia rata-rata kendaraan yang sudah cukup tua serta polusi yang tinggi, Pemerintah Kota Malang mulai coba untuk melakukan peremajaan terhadap bemo. Namun hal ini mendapat penolakan dari para supir bemo yang pada saat itu jumlahnya memang sangat banyak.

Seiring waktu, jumlah bemo yang layak akhirnya semakin lama semakin menyusut. Akhirnya pada tahun 1997, Pemkot Malang resmi melarang Bemo beroperasi. Pada saat itu juga dilakukan peluncuran mikrolet sebagai kendaraan umum pengganti bemo di jalanan kota Malang.

Sejak saat itu, Bemo mulai menghilang dari jalanan kota Malang dan digantikan dengan angkutan umum lain yang usianya lebih muda dan lebih nyaman dinaiki. Berakhirnya era bemo ini sekaligus merupakan awal dari tersebarnya mikrolet sebagai raja jalanan kota Malang berikutnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Ngalam lawas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA