1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Kraton Gunung Kawi, tempat pertapaan para raja di tanah Jawa

Kraton Gunung Kawi merupakan salah satu tempat pertapaan di Jawa sejak masa Mataram kuno dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual.

Sanggar Pamujaan Gunung Kawi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 20 Oktober 2016 00:43

Merdeka.com, Malang - Bagi banyak orang, nama gunung Kawi sudah terlanjur lekat sebagai tempat wisata spiritual dan mencari pesugihan. Wilayah pesarean gunung Kawi yang merupakan makam dari Mbah Jugo dan Mbah Sujo merupakan tempat yang dituju bagi mereka yang ngalap berkah. Selain ke makam, sasaran lain yang biasanya mereka tuju adalah pohon dewandaru yang dianggap keramat dan daunnya dapat mendatangkan keberuntungan.

Walaupun wilayah pesarean ini lebih terkenal, namun sesungguhnya ada satu lokasi lain di gunung Kawi yang memiliki usia lebih tua dan juga spiritual yang lebih dalam. Dari wilayah pesarean gunung Kawi sendiri butuh sekitar 30 menit untuk mencapai wilayah ini. Berbeda dari wilayah pesarean yang cukup semarak serta dipenuhi banyak penginapan dan toko, tempat yang disebut Kraton Gunung Kawi ini cenderung lebih tenang dengan jajaran hutan pinus yang masih rindang.

Kraton Gunung Kawi ini memang sengaja dibuat jauh dari keramaian oleh pendirinya yaitu Mpu Sindok dari kerajaan Mataram. Walaupun bernama kraton, sesungguhnya bangunan ini tidak memiliki bentuk fisik yang begitu megah karena memang fungsinya sebagai tempat pertapaan. Berdasar tulisan yang tertera pada prasasti Batu Tulis di puncak gung Kawi, diketahui bahwa kraton ini dibangun pada tahun 861 masehi.

Kraton Gunung Kawi
© Panoramio.com/kusnul hadi

Pertapaan ini dibangun pada masa dinasti Sailendra tepatnya setelah berdirinya candi Borobudur. Diceritakan bahwa pada waktu itu, karena terjadi perselisihan, Mpu Sindok harus pindah dari wilayah Jawa Tengah ke Jawa Timur dan akhirnya membangun pertapaan sendiri di gunung Kawi. Untuk membangun pertapaan tersebut, Mpu Sindok menandainya dengan menanam 5 pohon beringin dengan sebuah batu gunung di tengah lima batu tersebut.

Lokasi pertapaan itu disebut sebagai tempat Mpu Sindok melakukan tapa hingga kahirnya tubuhnya moksa atau hilang. Pada saat ini, lokasi tersebut dibangun dan diberi nama sebagai Sanggar Pamujan Kraton Gunung Kawi sebagai petilasan Mpu Sindok dan juga pusat spiritual di wilayah tersebut.

Kraton Gunung Kawi
© Panoramio.com/kusnul hadi

Hijrahnya Mpu Sindok yang merupakan penguasa Mataram ke gunung Kawi rupanya menjadikan daerah tersebut memiliki tuah. Tercatat bahwa beberapa raja di Jawa pada era yang lebih baru juga mengunjungi tempat pertapaan tersebut. Mereka mencoba melakukan pertemuan spiritual dan meminta ilham dari Mpu Sindok yang bertapa dan moksa di tempat tersebut.

Diketahui bahwa pada tahun 1200 masehi, raja dari kerajaan Kediri yang bernama Prabu Kameswara memilih untuk turun tahta dan menjadi pertapa dengan memilih lokasi gunung Kawi sebagai sanggar pertapaannya. Kedudukan raja Kediri ini kemudian dilanjutkan oleh putranya yaitu Prabu Jayabaya. Bahkan Prabu Kameswara ini juga melakukan hal yang sama dengan Mpu Sindok yaitu moksa di tempat tersebut.

Ken Arok, pendiri kerajaan Singhasari dan awal mula dari beberapa imperium di Nusantara juga diketahui pernah bertapa di Kraton gunung Kawi ini. Selain itu, Gajahmada, Mahapatih Majapahit yang pernah menyatukan wilayah Nusantara juga disebut pernah melakukan tapa di wilayah ini.

Kraton Gunung Kawi
© Panoramio.com/kusnul hadi

Pada abad ke-20, tempat tapa ini juga masih sering digunakan dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual. Bung Karno, presiden pertama Republik Indonesia, serta Supriyadi, salah satu pahlawan nasional disebut pernah melakukan tapa di tempat ini untuk menenangkan hati dan mendapatkan ilham.

Setelah Indonesia merdeka, pengunjung kraton ini semakin ramai terutama oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Itu lah mengapa ditemui juga wihara di sekitar wilayah kraton gunung Kawi ini. Namun malangnya, pada tahun 1965, kondisi tidak stabil pada politik Indonesia menyebabkan lokasi kraton ini sempat ditutup karena dianggap menjadi tempat persembunyian anggota PKI.

Setelah ditutup selama 10 tahun, wilayah ini kembali dibuka pada tahun 1974 dan mengalami pemugaran sekitar 1978-1980. Saat ini, walaupun wilayah ini tak seramai pesarean gunung Kawi, tapi kraton gunung Kawi masih dipercaya memiliki pusaran energi spiritual untuk membantu menyucikan diri dan menenangkan hati.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Ngalam lawas
  3. Wisata Sejarah
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA