1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Tiang bertuah di dalam Masjid Jami'

Masjid Jami' Malang tetap mempertahankan bagian utamanya seperti sedia kala, dengan sejumlah tiang yang dianggap bertuah.

© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Senin, 27 Juni 2016 14:33

Merdeka.com, Malang - Majid Jami' merupakan salah satu saksi sejarah dari perkembangan kota Malang. Berada di sisi barat Alun-alun kota, wilayah sekitar tersebut merupakan salah satu yang pertama hadir ketika kota Malang modern mulai berkembang.

masjid Jami' mulai didirikan pada tahun 1890 di tanah yang dimiliki oleh pemerintah. Pembangunan masjid ini sendiri dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama mulai dibangun pada tahun 1890, sedangkan tahap kedua dimulai pada 15 Maret 1903 dan rampung pada 13 September 1903.  

Dalam pembangunannya, masjid ini memadukan dua gaya arsitektur yang berbeda yaitu arsitektur Jawa dan Arab. Gaya arsitektur Jawa masih dapat dilihat dari gaya atap bangunan masjid lama terutama di bagian dalam. Sedangkan gaya Arab diadaptasi dalam bentuk kubah masjid serta minaret atau menara yang ada di masjid.

Salah satu hal lain yang cukup unik, masjid ini disebut termasuk dalam tiga masjid beryoni (bertuah) di Jawa Timur setelah Masjid Sunan Ampel Surabaya dan Masjid Jami' Pasuruan. Itu lah yang menyebabkan bangunan utama dari masjid ini tetap dipertahankan hingga sekarang.

"Bangunan utamanya masih dipertahankan, kayu tiang-tiangnya, mimbar dan beberapa aksesoris masih asli," kata Muhammad Efendy, Sekretaris Takmir, seperti diungkapkan pada Merdeka.com, jumat (23/6).

Masjid Jami' Malang
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Terdapat 20 tiang di bagian dalam masjid yang mengambarkan sifat wajib Allah. Sementara empat tiang besar sebagai sifat nabi Muhammad SAW, yaitu Shiddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah (Bijaksana) dan Tabliq (menyampaikan).

Di masjid ini sendiri, jejak dari peninggalan awal masjid masih dapat terlihat. Terdapat berbagai benda seperti prasasti berbahan kayu bertulis Arab Jawa, ornamen tombak dan lampu masih bisa dilihat. Bentuk pintu dalam masjid juga masih menunjukkan bentuk seperti semula. Hanya ada sedikit penambahan dan pembenahan untuk memperbaiki masjid.

"Depan saja dipasang marmer sebagai pelapis dari utara ke selatan," katanya.

Tiang-tiang yang ada di Masjid disebut juga memiliki tuah. Berdasarkan cerita, tiang-tiang tersebut menjadi tempat utama untuk memanjatkan doa para pendiri masjid. Setiap tiang dalam pendiriannya diiringi dengan tirakat atau puasa dan doa.

"Saat saya kecil, KH Zaini Amin pernah bercerita tentang keutamaan tiang-tiang ini. Karena saat dibangunnya para pendiri berpuasa dengan khusyuk. Sampai-sampai setelah salat Jumat para sesepuh masjid berebut bersandar di tiang-tiang ini sambil memanjatkan pujian pada Allah SWT," kata alm KH Kamilun, Mantan Ketua Yayasan Masjid Jami, sebagaimana tertulis dalam papan informasi tentang masjid.

Sebagai sebuah masjid yang menjadi saksi perkembangan Malang dan terletak di pusat kota, masjid Jami' masih menjadi jujugan banyak masyarakat Malang terutama di bulan ramadan seperti sekarang. Setelah beribadah, biasanya jamaah akan bersantai di alun-alun yang terletak persis di depan.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Keagamaan
  3. Seputar Ramadan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA