Bondan Nurtjahjono memilih cara yang cukup unik dalam menjaga kelestarian bangunan tua peninggalan Belanda.
Merdeka.com, Malang - Kota Malang sebagai sebuah kota peninggalan Belanda menyimpan berbagai pesona serta deretan bangunan kuno dengan arsitektur menawan. Namun sayangnya pada perkembangan dewasa ini banyak bangunan yang dihancurkan ataupun beralih fungsi dengan perubahan wujud yang terjadi.
Banyak bangunan kuno ini yang demi alasan-alasan ekonomis dijual dan berubah fungsi dan bentuk. Padahal keindahan dari berbagai bangunan dan tata kota ini sempat membuat Malang dijuluki sebagai Paris dari Jawa Timur.
Untuk menyiasati perubahan yang terus terjadi serta serta melindungi beragam bangunan lawas ini, sebuah kafe yang berada di jalan Semeru melakukan cara yang cukup unik. Untuk membuat bangunan ini tetap terlindung sambil mempertahankan keaslian dari bentuk bangunannya, Nasi Goreng Meneer 1929 ini dibangun pada pelataran rumah.
Seperti lazimnya rumah buatan Belanda, rumah yang terletak di jalan Semeru nomor 64 ini memiliki bentuk bangunan yang cukup unik serta halaman yang luas. Halaman ini lah yang kemudian dimanfaatkan sebagai sebuah kafe tempat untuk menikmati hidangan sambil mengagumi arsitektur lawas khas Hindia Belanda.
Bondan Nurtjahjono, pemilik dari kafe ini mengatakan bahwa cara yang dipilihnya tersebut digunakan untuk menjamin bahwa bangunan ini tetap seperti bentuk semula dan tidak dijual. Selain itu dia juga mengusahakan tidak mengubah sedikit pun bentuk dari bangunan aslinya.
"Cara ini dipilih untuk menjaga agar rumah ini tetap dapat dalam bentuk semula serta mencegahnya dari dijual," Tutur Bondan.
Rumah yang digunakan ini sendiri memiliki usia yang cukup tua dan telah dibangun pada tahun 1929. Pada awalnya rumah ini dibuat dan dimiliki oleh notaris pribumi pertama di kota Malang yaitu Raden Soediono yang kini akhirnya diwarisi oleh keturunannya.
"Rumah ini merupakan salah satu bagian dari bouwplan V pada masa Hindia Belanda dan merupakan bagian perumahan elit saat itu," ujar Bondan.
Cara yang dilakukannya ini cukup unik karena untuk mempertahankan sejarah yang dimiliki oleh kota Malang. Walaupun tidak lahir di Malang, namun kecintaan pria ini terhadap Malang tidak perlu diragukan. Cara yang dipilihnya ini dianggap sebagai langkah yang tepat untuk tetap melestarikan bangunan kuno sambil membuat banyak anak muda tertarik mengunjunginya.
Bondan berharap bahwa caranya dalam mempertahankan bangunan kuno ini akan dapat dikembangkan atau ditiru oleh orang lain dalam menjaga bangunan-bangunan bersejarah di Malang.