Kementerian Agama (Kemenag) segera melakukan identifikasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat gempa di Donggala dan Poso.
Merdeka.com, Malang - Kementerian Agama (Kemenag) segera melakukan identifikasi fasilitas pendidikan yang rusak akibat gempa di Donggala dan Poso. Tim bertugas mengidentifikasi ASN (Aparatur Sipil Negara), Madrasah dan Pondok Pesantren serta Perguruan Tinggi di bawah kementriannya.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin mengatakan, tim memulai pekerjaan itu pekan depan atau setelah tahap darurat dinyatakan selesai oleh pemerintah. Karena memang hingga saat ini di lapangan masih konsentrasi dan mengutamakan tahap darurat terhadap para korban.
"Jadi kita akan melakukan pendataan terkait dengan ASN Kemenag yang terdampak dari peristiwa alam itu. Lembaga-lembaga pendidikan, pesantren, madrasah, termasuk IAIN di Palu yang lain, kantor-kantor KUA, rumah-rumah ibadah dan sebagainya itu kita lakukan pendataan," kata Lukman Hakim Saifudin di Universitas Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Kota Malang, Senin (9/10).
"Sementara belum punya data. Baru minggu depan lakukan pendataan. Karena sekarang masih dalam fase darurat," tegasnya.
Sementara itu, Kemenag juga sudah membentuk tim tanggap darurat yang ikut membantu di lokasi gempa. Tim serupa sebelumnya juga telah dibentuk untuk gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Intinya kita melakukan tiga tahapan, yakni yang sifatnya darurat, untuk kasus lombok ini sudah dilalui. Kalau untuk yang Sulteng masih dalam fase darurat ini," katanya.
Tim di lapangan masih pada tahap memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak dari gempa bumi dan tsunami. Semua tim yang di lapangan masih berusaha memenuhi kebutuhan pokok dari mulai kebutuhan makanan, air brsih, pakaian, tenda-tenda, termasuk akses. Setelah tahap tersebut dilalui, baru kemudian dilakukan identifikasi.
"Itu dulu sambil melakukan upaya menenangkan mereka. Karena mereka mengalami stress, trauma yang luar biasa. Jadi tahapan memang seperti itu, setelah satu minggu proses ini dilalui barulah kita melakukan pendataan," jelasnya.
Kondisi masyarakat masih belum bisa ditanya, sehingga proses identifikasi masih menunggu trauma reda. Kemenag akan melakukan sejumlah langkah yang bersifat rehabilitasi dan rekonstruksi paska proses identifikasi.
"Setelah itu barulah kita melakukan tahap ke rehabilitasi dan rekonstruksi. Jadi membangun kembali, sehingga kemudian suasana atau kondisi normal bisa segera diwujudkan di tengah-tengah masyarakat korban bencana," jelasnya.
Menteri Lukman Hakim berada di Universitas Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Kota Malang dalam rangka membuka The 3rd International Conference on University-Community Egagement 2018. Menag juga menjadi nara sumber di acara yang sama Senin (10/10) malam bersama sejumlah narasumber.