Kisah tuah Gunung Kawi bermula dari hal ini
Merdeka.com, Malang - Gunung kawi terbilang memiliki kepopuleran yang cukup luar biasa di kalangan masyarakat. Ini terutama terkait dengan hal-hal yang berbau mistis. Tak sedikit orang yang mengunjungi Gunung Kawi dengan tujuan untuk mengubah nasib atau mencari berkah dengan mengunjungi makam yang di keramatkan di daerah tersebut. Gunung Kawi sendiri terletak di wilayah kabupaten Malang.
Terkait dengan makam, makam yang sangat terkenal di Gunung Kawi adalah makam Mbah Jugo dan Mbah Sujo. Tak hanya itu, hal mistis lain yang tak kalah tersohor adalah mitos daun dewandaru dan kisah dua pengunjung Gunung kawi yang sempat menjadi konglomerat.
Kisah Mbah Jugo dan Mbah Suko
Nama Mbah Jugo memang tak asing di telinga para pengunjung Gunung Kawi. Mbah Jugo dikenal sebagai salah satu diantara para panglima perang pasukan Pangeran Diponegoro.
Saat Pangeran Diponegoro berada dalam posisi terdesak hingga akhirnya di tangkap, beberapa panglimanya melarikan diri ke berbagai daerah, termasuk Mbah Jugo dan Mbah Suko.
Ada beberapa versi cerita yang mengisahkan perjalanan keduanya. Salah satu kisah menceritakan bahwa selepas mengasingkan diri, Mbah Jugo dan Mbah Suko tak lagi mengangkat senjata untuk berperang. Mereka mengubah jalur perjuangan dari perang ke jalur pendidikan.
Mereka mengajarkan nilai-nilai spiritual, bercocok tanam, pengobatan,dan keterampilan lainnya yang dipandang bermanfaat bagi penduduk setempat. Ternyata, apa yang mereka lakukan mendapatkan sambutan baik dari masyarakat setempat dan akhirnya menjadi sosok yang dihargai. Hal ini ditandai dengan banyaknya orang yang meilih untuk belajar di padepokan yang mereka dirikan.
Mbah Jugo meninggal pada tahun 1871, dan lima tahun kemudian di susul oleh Mbah Suko. Untuk melakukan penghormatan kepada keduanya, para murid, keturunannya melakukan peringatan satu tahun sekali dengan berziarah ke makamnya.
Tak hanya sekedar ziarah, setiap malam jumat legi dan tanggal 1 suro, makam keduanya selalu diramaikan dengan acara tahlil akbar dan upacara ritual lainnya.
Seputar mitos daun Dewandaru
Berbicara mengenai Gunung Kawi tak terasa lengkap tanpa mengutak-atik seputar mitos daun Dewandaru yang cukup tersohor. Pohon Dewandaru yang terdapat di Gunung Kawi ini telah lama dikenal sebagai pohon keramat karena dianggap dapat mendatangkan keberuntungan.
Berdasarkan rumor yang dipercayai, siapa pun yang mendapatkan atau kejatuhan daun, ranting atau buah diyakini akan mendatangkan berkah bagi yang mendapatkannya.
Tak heran, saat ada daun, ranting atau buah Dewandaru terjatuh, akan ada banyak orang yang berebut untuk mendapatkan. Bahkan tak jarang mereka berebut dengan cara yang garang. Karena mitos tersebut, tak sedikit pula orang yang rela menunggu lama di bawah pohon tersebut hanya untuk mendapatkan sesuatu dari pohon yang dituahkan tersebut.
Dua kisah pengunjung Gunung kawi yang tersohor
Tentu saja kamu mengenal BCA dan Bentoel, bukan? Ya, kedua perusahaan ini merupakan perusahaan besar yang tergolong sukses di Indonesia. Siapa sangka, pendiri kedua perusahaan ini memiliki cerita unik terkait dengan Gunung Kawi.
Dua pengusaha tersebut adalah Ong Hok Liong (pendiri Bentoel) dan Lim Sioe Liong (pendiri BCA). Alkisah, Ong Hok Liong pernah melakukan tirakat ke Gunung Kawi dan akhirnya bermimpi bertemu dengan seorang penjual bentul yang dalam ejaan lama ditulis dengan bentoel.
Bentul sendiri merupakan nama sebuah umbi-umbian dari keluarga tanaman Araceae yang hanya tumbuh di wilayah Malang. Berdasarkan juru kunci yang ditanyainya pada saat itu, Ong Hok Liong disarankan untuk memberikan merk rokok yang diproduksinya dengan nama umbi-umbian tersebut.
Satu lagi kisah yang serupa yang juga muncul adalah kisah Lim Sioe Liong. Meskipun kisahnya tak begitu tersohor layaknya kisah Ong Hok Liong, namun Lim Sioe Liong juga dikisahkan pernah datang mengunjungi Gunung Kawi sebelum perusahaan yang didirikannya menjadi terkenal seperti sekarang.