Hotel Pelangi merupakan salah satu bangunan lawas yang menjadi saksi dari perkembangan kota Malang.
Merdeka.com, Malang - Sebagai sebuah kota yang mulai berkembang besar pada masa penjajahan, Malang memiliki banyak bangunan peninggalan dengan usia yang cukup tua. Kebanyakan gedung tersebut sudah berganti fungsi dan kepemilikan, namun ternyata ada sebuah hotel yang masih berdiri hingga sekarang walaupun telah mengalami perubahan kepemilikan.
Berada di pusat kota Malang, walaupun terdapat perubahan dengan bentuk aslinya, hotel Pelangi tetap merupakan salah satu hotel tertua yang ada di kota Malang. Sebelum muncul dengan bangunan yang ada sekarang dan meneruskan hotel Palace, di tanah tersebut ternyata telah terdapat sebuah hotel yang dibangun pada tahun 1860.
Di area yang kini ditempati oleh hotel Pelangi, pada tahun 1860 telah didirikan hotel Lapidoth. Hotel tersebut kemudian mengalami pergantian nama menjadi hotel Malang pada tahun 1870.
Ketika masih bernama hotel Lapidoth atau hotel Malang tersebut, gaya bangunan sungguh berbeda dengan yang ada sekarang. Pada masa itu hotel dibangun dengan gaya yang sangat tradisional dan menyerupai pendopo. Selanjutnya nama hotel ini berubah lagi menjadi hotel Jensen pada sekitar tahun 1900. Selanjutnya setelah pemiliknya meninggal, hotel ini kemudian dijual dan dihancurkan.
Pada bekas lahan hotel Malang tersebut kemudian pemerintah kota mendirikan hotel Palace pada tahun 1915. Namun ketika Jepang datang, nama hotel diubah menjadi hotel Assoma hingga akhirnya kembali lagi ke nama awal pada tahun 1945. Nama hotel Pelangi sendiri mulai muncul pada tahun 1953 ketika hotel tersebut dibeli oleh seorang kontraktor asal banjarmasin bernama H. Sjachran Hoesin.
Sebagian besar bangunan yang digunakan hotel Pelangi merupakan bangunan yang telah dibangun sejak masih bernama hotel Palace. Deretan kamar di sebelah barat dan timur masih dengan gaya bangunan yang klasik. Hanya saja sayangnya hotel tersebut telah kehilangan dua menara bangunan yang sebelumnya merupakan ciri khas dari hotel Palace. Hancurnya menara tersebut terjadi karena aksi bumi hangus di kota Malang pada sekitar tahun 1947.
Hotel ini sendiri berada pada lokasi yang sangat strategis di pusat kota. Berada di sebelah selatan Alun-alun, tepatnya pada Jalan Merdeka Selatan, hotel tersebut sangat tepat bagi wisatawan yang ingin menikmati pusat kota Malang seutuhnya sambil mengagumi arsitektur tua gedung. Walaupun usia bangunan telah melewati satu abad, namun gedung ini masih tampak indah dan kokoh berdiri.