Sopir mendesak agar Walikota Malang, Mochammad Anton serius melarang angkutan online yang dianggap merugikan angkutan konvensional.
Merdeka.com, Malang - Sopir Angkutan Kota (Angkot) Kota Malang kembali menggelar demonstrasi menolak transportasi berbasis online. Ratusan sopir dengan membawa armada angkutannya memenuhi Alun-alun Balai Kota hingga Stasiun Kota Baru.
Sopir mendesak agar Walikota Malang, Mochammad Anton serius melarang angkutan online yang dianggap merugikan angkutan konvensional. Sikap Walikota dianggap tidak tegas dan berpihak kepada angkutan dengan aplikasi Android itu.
"Kami menuntut keadilan agar Pemkot menegakkan undang-undang dan aturan lalu lintas angkutan umum," kata koordinator aksi Doger di Alun-alun Balai Kota, Senin (6/3).
Massa berpendapat kendaraan roda dua tidak boleh sebagai kendaraan bermotor umum. Karena tidak ada dalam trayek, serta bertentangan dengan aturan undang-undang. Karena itu mereka meminta segala bentuk angkutan berbasis online dilarang, karena nyata-nyata melanggar aturan.
Hingga saat ini massa masih duduk-duduk menunggu proses mediasi. Massa bernyanyi-nyanyi sambil menunggu pejabat Pemerintah Daerah menemui.
Akibat aksi mogok para sopir angkutan kota, para penumpang banyak terlantar. Tumpukan penumpang terlihat di depan stasiun yang akan menuju ke sejumlah titik.
"Saya sudah dua jam menunggu jemputan hotel. Tadinya sih pesan Grab tapi beberapa kali tidak direspons," kata Nur Ayizah bersama temannya, Rizky di depan Stasiun Kota Baru.
Nur Ayizah baru melakukan perjalanan dari Jakarta dan berniat ke Kota Batu untuk berwisata. Keduanya tidak tahu kalau sedang berlangsung demo angkutan umum.
Sejumlah penumpang diangkut menggunakan bus sekolah dan mobil milik Satpol Pamong Praja (Satpol PP). Sejumlah truk milik Kepolisian dan TNI juga digunakan.