1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Polisi tidur hasilkan listrik? Ini cara kerjanya!

Mahasiswa UB temukan alat pembangkit listrik dengan memanfaatkan polisi tidur. Ini cara kerjanya!

© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Jum'at, 12 Agustus 2016 12:11

Merdeka.com, Malang - Polisi tidur yang umumnya digunakan sebagai sarana untuk memperlambat laju kendaraan di jalan, kini dimanfaatkan dengan cara yang berbeda. Sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya di bawah bimbingan dosen Eka Maulana berhasil merakit alat pembangkit listrik dengan memanfaatkan polisi tidur. Mahasiswa tersebut, terdiri dari Hasan Albinsaid, Dony Darmawan Putra, Ridho Darmawan dan Anthony Wijaya.

Keempat mahasiswa tersebut merakit sebuah alat yang dinamai Potret, dan dikerjakan sejak 2014-2016. Potret atau Polisi Tidur Penghasil Energi Terbarukan dapat mendistribusikan energi pegas menjadi listrik.

Hasan Albinsaid, salah satu anggota tim penemu Potret menceritakan proses kerja polisi tidur penghasil energi tersebut. Cara kerjanya memanfaatkan kendaraan yang melintasi polisi tidur. Pegas akan menurun karena sistem yang elastis.

"Setelah pegas menurun maka polisi tidur akan tertarik linear karena di dalam boks terdapat berbagai gear dan rantai. Sehingga bisa menciptakan putaran dan jika dihubungkan ke generator akan menghasilkan listrik," kata Hasan, Kamis (11/8), seperti dilansir dari merdeka.com.

Generator akan terhubung dengan aki yang akan melakukan penyimpanan. Selanjutnya, energi yang tersimpan dapat digunakan untuk segala kebutuhan salah satunya penerangan jalan. Alat yang direkayasa khusus ditempatkan di polisi tidur dengan memanfaatkan perubahan energi potensial pegas yang ditempatkan di bawah polisi tidur.

Listrik polisi tidur karya mahasiswa Universitas Brawijaya
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Kata Hasan, dalam sekali hentakan sepeda motor di polisi tidur bisa menghasilkan 10-15 volt. Jika sehari 1.000 kendaraan dengan berat rata-rata 1.000-2.000 kilogram, gear akan memutar generator dengan kecepatan putar 1.000-1.250 rpm.

"Sistem tersebut dapat dimanfaatkan menyalakan empat lampu masing-masing 40 watt selama 10 jam sehari," katanya.

Biaya pembuatan cukup murah dan untuk perawatannya sangat mudah karena bisa dibongkar pasang. Pembersihan cukup dibongkar dengan disapu atau diberi oli.

Potret mudah dibawa kemanapun dan tidak terpengaruh cuaca. Alat tersebut dapat dipasang di pintu masuk jalan tol atau tempat umum yang menggunakan sistem portal.

"Jadi bukan ditempatkan di tengah jalan, meski beban berat bisa sampai 50 ton," tandas Hasan.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kampus
  2. Pendidikan
  3. Universitas Brawijaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA