1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Ganggu kebersihan, UB latih takmir usir kelelawar dalam masjid

Lewat program pengabdian masyarakat, UB latih takmir masjid usir kelelawar yang biasa mengganggu kebersihan masjid.

© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Selasa, 02 Agustus 2016 17:19

Merdeka.com, Malang - Ternyata, kehadiran kelelawar di lingkungan masjid menimbulkan masalah seputar kebersihan dan kesucian, karena kotoran yang ditinggalkan. Secara teknis, para takmir kesulitan mengusir binatang malam, yang biasa bergelantungan tersebut.

Sodorkan solusi, Universitas Brawijaya(UB) berikan pelatihan perakitan perangkat elektronik pengusir kelelawar kepada pengelola masjid dan mushala. Tergabung dalam program pengabdian masyarakat, tim tersebut terdiri dari dosen dan mahasiswa jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FT-UB).

Universitas Brawijaya latih takmir usir kelelawar
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Eka Maulana, penanggung jawab pelatihan pembuatan alat pengusir kelelawar di lingkungan Masjid Al-Ghozali, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang menjelaskan, awalnya yang ditawarkan adalah pelatihan teknik perakitan solar cell dan piranti elektronik pendukungnya. Namun, karena takmir mengeluh terganggu dengan kehadiran kelelawar, akhirnya muncul ide untuk memberikan pelatihan pembuatan alat tersebut.

"Mereka curhat (curahan hati), butuh solusi mengatasi gangguan kelelawar di lingkungan masjid. Akhirnya kami juga memberikan pelatihan pembuatan perangkat elektronik pengusir kelelawar," kata Eka, Senin (1/8), seperti dilansir melalui merdeka.com.

Universitas Brawijaya latih takmir usir kelelawar
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Pelatihan tersebut diberikan kepada perwakilan Karang Taruna, Remaja Masjid dan warga masyarakat di lingkungan Masjid Al-Ghozali, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Sekitar 30 peserta mengikuti pelatihan yang berlangsung pada 30-31 Juli lalu.

"Prinsipnya semua makhluk hidup baik manusia, tumbuhan, maupun bakteri dan sejenisnya peka terhadap frekuesi tertentu," jelasnya.

Frekuensi itu dapat dibangkitkan pada nilai tertentu untuk proses berkomunikasi atau berinteraksi antar makhluk hidup. Komunikasi dimaksud seperti memanggil, mengusir, bahkan membantu pertumbuhan.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kampus
  2. Pendidikan
  3. Universitas Brawijaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA