Lantaran sopir angkot mogok narik, Nurtin mengaku kesulitan kendaraan untuk mengantarkan puteranya kemoterapi ke RSSA.
Merdeka.com, Malang - Pada Senin (6/3) lalu, ratusan sopir angkutan kota Malang kembali menggelar aksi demonstrasi menolak transportasi berbasis online. Ratusan sopir dengan membawa armada angkutannya memenuhi Alun-alun Balai Kota hingga Stasiun Kota Baru.
Ternyata, hingga hari ini, Selasa (7/3) para sopir angkot tersebut masih melanjutkan protesnya dengan aksi mogok beroperasi. Akibatnya para penumpang terlantar di sejumlah titik. Aksi ini ternyata cukup berdampak bagi penumpang, salah satunya bagi Nurtin yang hendak menuju RSSA.
Nurtin warga asal Blitar yang hendak mengantarkan puteranya kemoterapi di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) mengalami kesulitan kendaraan. Nurtin bersama suaminya mengaku 15 hari sekali harus mengobatkan benjolan di kepala puteranya.
"Ini mau kontrol ke RSSA, kemoterapi," katanya.
Nurtin dari Blitar menggunakan bus menuju terminal Arjosari. Biasanya menggunakan jasa angkutan umum menuju ke rumah sakit.
Tetapi hari ini, mereka menggunakan jasa bus sekolah yang disediakan oleh Pemkot Malang sampai Stasiun Kota Baru. Bersama para penumpang lainnya, mereka diangkut mobil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melewati rumah sakit.