Selain berbagai prestasi yang telah diraih, Walikota malang, H. Mochammad Anton masih memiliki sejumlah rencana, salah satunya adalah monorel.
Merdeka.com, Malang - Kemajuan dan kesuksesan sebuah daerah tak lepas dari karakter dan leadership Kepala Daerah dalam memimpin sebuah pemerintahan. Di balik segudang prestasi yang diukir Kota Malang, ternyata tak lepas dari sosok kepemimpinan Wali Kota Malang, H. Mochammad Anton. Bahkan walikota yang akrab disapa Abah Anton ini telah memiliki berbagai gagasan untuk Malang ke depannya.
Berbagai terobosan dan inovasi serta cara yang terbilang unik dilakukan orang nomor satu di Kota Malang itu dalam memajukan daerahnya. Salah satu contoh, cara yang yang dilakukan adalah melakukan follow up terhadap ide dan gagasan dari masyarakat untuk dijadikan program pemerintahan.
Cara itu terbilang sangat unik, sebab di berbagai daerah banyak pemimpin berparadigma top down atau program dari pemerintah dijalankan di masyarakat, justru Abah Anton, memilih model bottom up.
"Ketika program itu datang dari masyarakat, maka mereka akan menjaganya dan melakukan dengan serius, itu berbeda sekali ketika program itu dari pemerintah daerah lalu dijalankan masyarakat, bahkan kadang tidak sukses," kata Abah Anton.
Abah Anton mencontohkan, adanya Festival Rancang Malang dengan tujuan terbentuknya kampung tematik hingga mengarah pada smart kampung merupakan salah satu cara mengakomodir ide dari masyarakat agar bersama pemerintah memajukan daerahnya.
"Kita fasilitasi apa yang diinginkan publik, program seperti itu lebih efektif," imbuhnya.
Efek dari program yang bersifat bottom up atau berasal dari warga itu, juga berdampak pada pola perilaku dan mindset masyarakat. Misalnya saja, pada Kampung Warna-warni, saat ini warga di kawasan itu yang awalnya membuang sampah sembarangan di bantaran sungai, kini sudah tidak melakukan lagi, bahkan mereka menjaga dengan baik kebersihan kawasan itu karena saat ini jadi tujuan wisata baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Warga di Kampung Warna-warni saat ini sudah tidak lagi MCK di sungai karena itu kita akan bangunkan fasilitas kamar mandi MCK. Dengan begitu program pemerintah mengentas kawasan kumuh melalui 100-0-100 bisa berhasil," tuturnya.
Hal lain yang ditunjukkan Abah Anton adalah kehebatannya dalam merangkul para pengusaha untuk memberikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) bagi pembangunan Kota Malang. Berbagai pembangunan taman, seperti Taman Slamet, Taman Kunang-kunang, hingga pembangunan pedestrian Jalan Ijen yang kini sedang dalam proses juga hasil dari kecakapan dalam menggaet perusahaan agar mengeluarkan dana CSR-nya.
"Para pengusaha itu murni mengeluarkan dana CSR untuk pembangunan Kota Malang," ungkapnya.
Pendekatan sosial Abah Anton dalam menyelesaikan permasalahan di warga juga sangat baik dan efektif, itu tak lepas dari peran komunikasi yang intens melalui program sambung rasa yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Pengalaman Abah Anton sebagai pengusaha sukses seperti mengelola perusahaan juga dipakai memajukan kota Malang sehingga berhasil meraih banyak prestasi.
Sejalan dengan program Presiden Joko Widodo agar banyak investasi daerah, Abah Anton saat ini juga tengah merencanakan pembangunan monorel dengan menggandeng investor.
"Membangun monorel itu memiliki dua aspek positif, mengurai kemacetan dan juga menumbuhkan dunia investasi di Kota Malang yang terkenal sangat kondusif dan nantinya dengan hal itu bisa menumbuhkan ekonomi masyarakat" kata Abah Anton.
Keberadaan monorel, sambung Abah Anton, tidak akan mematikan angkutan umum, karena memiliki jalur yang berbeda, bahkan dengan adanya kendaraan alternatif itu juga bisa meningkatkan dunia pariwisata, karena wisatawan bisa melihat pemandangan indah Kota Malang melalui kereta itu.