1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Kiat para dosen muda dalam hadapi mahasiswa

Dua dosen muda ini punya cara jitu untuk memunculkan rasa hormat dan kepercayaan dari mahasiswa.

Ardhana Reswari Diyah Putri, dosen muda dari Universitas Kanjuruhan Malang. ©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Rabu, 26 Oktober 2016 00:54

Merdeka.com, Malang - Bagi banyak orang, ketika menyebut kata dosen yang terbayang selalu saja sosok pengajar yang sudah cukup sepuh dengan kebotakan di bagian kepala atau kacamata yang sedikit melorot. Entah meninggalkan kenangan baik karena teringat dengan dosen baik yang sering mengajak makan atau kenangan buruk dengan dosen pembimbing yang tak kunjung memberi tanda tangan di atas skripsi, sosok dosen selalu identik dengan usia yang sudah cukup banyak.

Namun tentu saja para dosen yang sepuh tersebut juga sempat muda dan 'unyu-unyu' serta terlihat mirip dengan mahasiswa yang mereka ajar. Dua diantara dosen yang cukup muda dan masih berada di usia pertengahan 20-an itu adalah Winin Maulidya Saffanah dan Ardhana Reswari Diyah Putri. Kedua wanita ini kini menjadi pengajar di dua kampus berbeda di Malang pada usia mereka yang masih 27 tahun.

Winin merupakan dosen Pendidikan Sejarah dan Sosiologi di IKIP Budi Utomo Malang sedangkan Ardhana adalah dosen Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Kanjuruhan Malang. Menjadi dosen di usia muda tentu saja banyak masalah dan halangan yang mereka hadapi ketika menjadi pengajar ini.

Pada awalnya, keduanya memiliki masalah yang sama yaitu banyaknya mahasiswa yang tidak percaya bahwa mereka merupakan seorang dosen. Hal ini terutama terjadi pada mahasiswa yang pertama kali bertemu mereka dan pada pertemuan-pertemuan awal.

"Pada awal perkuliahan, banyak mahasiswa yang panggil saya kakak karena masih terlihat muda dan dipikir juga masih mahasiswa. Pada awal-awal, hal ini biasanya membuat mereka kekurangan respect," jelas Winin.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Ardhana mengenai penampilan yang hampir serupa dan umur yang tak jauh berbeda dengan mahasiswanya ini.

"Pada awalnya, banyak mahasiswa yang tidak percaya bahwa saya dosen," ujar Ardhana.

Ketidakpercayaan mahasiswa ini merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh dua dosen muda ini. Untuk membuat para mahasiswa tersebut menjadi memiliki rasa hormat ke mereka, tentu saja mengaku sebagai dosen saja tidaklah cukup, ada hal yang lain yang mereka lakukan untuk mendapatkannya. Kedua dosen muda ini sepakat bahwa cara untuk menciptakan rasa hormat dari mahasiswa adalah melalui ketegasan.

 

Winin Maulidya Saffanah bersama mahasiswanya
© 2016 merdeka.com/Istimewa

"Pada awal pertemuan biasanya saya buat peraturan yang cukup tegas dengan mahasiswa mengenai nilai dan kehadiran. Selain itu, saya juga harus konsekuen tehadap peraturan yang sudah dibuat dan disepakati bersama tersebut," jelas Winin.

Pola yang serupa juga dijalankan oleh Ardhana agar tidak diremehkan oleh mahasiswa. Dia kerap menunjukkan pembawaan yang tegas dan disiplin di depan mahasiswanya.

"Ketegasan ini saya buktikan dengan nilai yang transparan. Mahasiswa yang bekerja keras, sopan, aktif, kehadiran baik dan juga rapi akan mendapat ganjaran nilai yang bagus. Kesopanan juga saya nilai agar mahasiswa dapat menjaga perilaku," jelas Ardhana.

Bagi para dosen muda ini, masalah utama mengenai rasa hormat dan kepercayaan dari mahasiswa adalah hal yang mereka hadapi dalam setiap semester terutama jika bertemu mahasiswa baru yang sebelumnya belum mereka ajar. Kunci dari mendapat rasa hormat dari mahasiswa ini hanya satu yaitu menunjukkan sikap yang tegas.

Namun dibalik ketegasan yang coba mereka wujudkan, usia muda ini juga jadi keunggulan kedua dosen ini dalam melakukan pendekatan ke mahasiswa. Usia yang tak jauh beda ini dapat membuat mahasiswa lebih terbuka dan dekat dengan dosen mereka. Kedekatan dari mahasiswa ini diungkapkan oleh Winin berdasar hal yang dia alami.

"Walaupun bersikap tegas tapi banyak mahasiswa yang dekat secara personal ke saya bahkan sampai curhat," Winin.

Dua sisi yang berbeda mengenai ketegasan dan kedekatan dengan mahasiswa itu juga dialami oleh Ardhana ketika mengajar.

"meskipun tegas dan disiplin tetapi saya dapat menjadi sahabat mereka kala mereka berkonsultasi tentang topik bahsan tanpa merasa bodoh, malu, dan canggung," terang Ardhana.

Di awal perkuliahan, mungkin usia muda merupakan tantangan tersendiri bagi Winin dan Ardhana dalam mendapatkan rasa hormat dari mahasiswa. Namun selanjutnya usia muda ini juga menjadi cara mereka dalam mendapat kepercayaan dari mahasiswa.

PILIHAN EDITOR

 

(RWP)
  1. Inspiratif
  2. Tokoh Muda
  3. Malang dalam Cerita
  4. Anak Muda
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA