1. MALANG
  2. PROFIL

KH Masjkur, Menteri Agama dan panglima Laskar Sabilillah asal Malang

KH Masjkur merupakan arek Malang yang setia menjadi pembela bagi agama Islam dan negara Republik Indonesia.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Jum'at, 28 Oktober 2016 09:02

Merdeka.com, Malang - Sebagai salah satu kota yang identik dengan pemberontakan dan melahirkan banyak pejuang, di era revolusi fisik, Malang juga memiliki seorang pahlawan nasional yang patut dikenang. Tidak hanya membantu Indonesia lepas dari cengkeraman asing, tokoh yang satu ini juga pernah mengemban amanah sebagai Menteri Agama Republik Indonesia. Tokoh yang dimaksud ini adalah KH Masjkur yang lahir di Singosari Malang dan turut mendirikan pesantren di daerah itu.

Pada masa kecilnya, Maskjur muda sudah diajak orang tuanya untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci pada umur 9 tahun. Kembalinya dari tanah suci, Maskjur kemudian disekolahkan di Pondok Pesantren Bungkuk, pimpinan KH Thohir. Selanjutnya dia melanjutkan pendidikan di Pesantren Sono, Buduran, Sidoarjo.

Di masa mudanya, KH Masjkur telah berkelana ke berbagai pesantren dan ulama pada masa itu seperti berguru ilmu hadist dan tafsir dari KH Hasyim Asy’ari di Tebu Ireng Jombang, serta pada kiai Kholil di Bangkalan Madura. Selain itu dia juga sempat belajar di Madrasah Mamba'ul Ulum, Jamsaren, Solo, Pesantren Siwalan Panci, dan Pesantren Ngamplang, Garut.

Selepas menimba ilmu di berbagai pesantren, KH Masjkur kembali ke Singosari dan membuka pesantren yang diberi nama Misbahul Wathan pada tahun 1923. Pada tahun yang sama pula, KH Masjkur menikah dengan cucu dari gurunya, KH Thohir di pesantren Bungkuk. KH Masjkur juga turut aktif pada pendirian Nahdlatul Ulama dan menjadi ketua cabang NU kota Malang pada tahun 1932.

Pada masa-masa awal saat aktif di NU ini KH Masjkur atas saran dari KH Wahab Chasbullah dia mengubah nama pesantrennya menjadi Nahdlatul Wathan yang berarti kebangkitan tanah air. Pada tahun 1938, KH Masjkur diangkat sebagai salah satu Pengurus Besar NU yang berpusat di Surabaya.

Karier militer KH Masjkur bermula ketika pada zaman Jepang dia ditunjuk menjadi utusan Karesidenan Malang untuk mengikuti latihan kemiliteran di Bogor yang kemudian disusul dengan latihan khusus bagi ulama. Pada saat itu, KH Masjkur menjado komando Laskar Sabilillah yang merupakan jaringan pejuang pesantren untuk merebut kemerdekaan.

Pada masa itu, laskar Sabilillah berkoordinasi dengan laskar Hizbullah yang memiliki tujuan yang sama untuk merebut kemerdekaan. Peranan dari kedua laskar ini sangat penting dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan terutama ketika meletus perlawanan di Surabaya pada november 1945. Dalam pertempuran tersebut, KH Masjkur dengan gigih berjuang dan menjadi komandan dari berbagai laskar untuk mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia.

Selain sebagai panglima laskar, KH Masjkur juga sempat menyandang sebuah jabatan yang cukup tinggi di pemerintahan. Dia sempat empat kali menjadi Menteri Agama secara berturut-turut pada Kabinet Amir Syarifuddin (1947), Kabinet Presidenssil Moh. Hatta (1948), Kabinet VII Negara RI, Kabinet Darurat dan Komisariat PDRI (1949), Kabinet Hatta (1949) dan Kabinet Peralihan RI.

Sempat mundur dari posisi Menteri Agama akibat sakit yang dideritanya saat gerilya, namun pada masa kabinet Ali (1953-1955), KH Masjkur kembali ke jabatan tersebut. Uniknya, walau ketika itu menjabat sebagai menteri namun KH Masjkur juga beberapa kali tetap ikut membantu dan ikut bergerilya bersama pejuang lainnya.

Selain sebagai panglima Laskar Sabilillah dan Menteri Agama, KH Maskjur pernah menduduki berbagai posisi penting lainnya yaitu Ketua Dewan Presidium Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, anggota Syou Sangkai (DPRD) pada masa pendudukan Jepang, anggota PPKI dan konstituate yang merumuskan dasar negara. Pada periode 1978-1983, KH Masjkur juga sempat menjadi Wakil Ketua DPD RI.

Pada tahun 1992, KH Masjkur menghembuskan napas terakhir. Beliau dimakamkan di kompleks pemakanan yang terletak di Masjid Bungkuk, Singosari Malang. Sepanjang hidupnya, KH Masjkur telah menjadi teladan bagi banyak arek Malang untuk menjadi pejuang agama sekaligus pelindung dari negara Indonesia ini.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Ngalam lawas
  3. Keagamaan
  4. Tokoh
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA