1. MALANG
  2. PARIWISATA

Pulau Sempu, cagar alam di selatan Malang yang 'dijajah' wisatawan

Sebagai sebuah cagar alam, pulau Sempu kini banyak 'dijajah' oleh wisatawan dan malah dianggap sebagai sebuah daerah tujuan wisata.

Pemandangan pulau Sempu yang penuh wisatawan © more-story.blogspot.co.id. ©2017 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 19 Januari 2017 00:36

Merdeka.com, Malang - Bagian selatan wilayah Malang tepatnya di bagian pesisir memiliki puluhan pantai yang molek dan penuh keindahan. Banyak dari pantai itu memiliki karakteristik yang khas dan juga keindahan yang berbeda-beda serta tidak kalah dari daerah lainnya. Namun seakan keindahan yang ada di pantai tersebut kurang memikat, masih banyak yang mencoba menyebrang ke sebelah selatan dari pantai Sendang Biru dan mencoba menginjakkan kaki dan menyusuri wilayah pulau Sempu.

Selama ini pulau Sempu bagai sebuah tempat wisata yang menarik dan tujuan yang satu paket dengan Sendang Biru. Kondisi hutannya yang masih perawan serta air yang cukup tenang di pantai danau Segara Anakan yang menghadap langsung ke Samudera Hindia menjadikan tempat ini sebagai salah satu tujuan pelancong untuk merasakan dahsyatnya keindahan alam di selatan pulau Jawa. Namun tahukah kamu bahwa sesungguhnya pulau Sempu merupakan wilayah yang tak boleh dikunjungi oleh wisatawan?

Sebagai sebuah wilayah cagar alam, pulau Sempu sendiri sudah ditetapkan sejak jauh-jauh hari bahkan sebelum Republik Indonesia merdeka. Kawasan hutan Pulau Sempu ditunjuk sebagai Cagar Alam berdasarkan Besluit van den Gouverneur Generaal van Nederlandsch Indie No : 69 dan No.46 tanggal 15 Maret 1928 tentang Aanwijzing van het natourmonument Poelau Sempoe dengan luas 877 ha.

Secara administratif, pulau Sempu sendiri terletak di dusun Sendang Biru, desa Tambak Rejo, kecamatan Sumbermanjing Wetan, kabupaten Malang. Dari pusat kota sendiri, pantai Sendang Biru dapat ditempuh dengan perjalanan darat sekitar tiga hingga empat jam. Pulau Sempu terletak tepat di seberang Sendang Biru dengan jarak yang bisa dikatakan sangat dekat.

Jarak yang sangat dekat ini lah yang kemudian membuat pulau yang seharusnya menjadi cagar alam untuk melindungi flora dan fauna ini kemudian dijajah oleh wisatawan. Hal ini semakin diperburuk dengan banyaknya nelayan dan pemilik perahu di Sendang Biru yang menjadi penunjuk jalan serta menawarkan jasa untuk mengantar wisatawan ke pulau Sempu.

Komersialisasi seperti ini lah yang kemudian membuat wilayah Sempu menjadi 'dijajah' oleh wisatawan terutama di wilayah Segara Anakan. Setiap musim liburan, akan banyak tenda dari para wisatawan yang datang ke Sempu untuk memuaskan keingintahuan mereka tentang tempat tersebut. Sayangnya keinginan mengunjungi pulau ini sering tak dibarengi oleh kesadaran untuk menjaga kebersihannya dengan membawa pulang kembali sampah yang dihasilkan. Bahkan banyak dari mereka yang membuang sampah sembarangan.

Banyaknya sampah serta cagar alam yang memenuhi pulau Sempu ini dapat membuat flora dan fauna yang dilindungi dan berada di dalamnya menjadi terancam bahaya dan terusik. Dengan statusnya sebagai cagar alam, seharusnya pulau Sempu hanya dapat diakses terbatas untuk kegiatan penelitian, pengembangan, ilmu pengetahuan dan pendidikan. Tentu saja pulau ini juga tidak boleh dimanfaatkan sebagai tempat wisata seperti yang umum diketahui sekarang.

Tumbuhan yang ada di pulau Sempu ini antara lain adalah bendo (Artocarpus elasticus), triwulan (Terminalia), wadang (Pterocarpus javanicus), dan Buchanania arborescens. Tutupan vegetasi sampai saat ini masih sangat baik. Vegetasi hutan pantai didominasi oleh Baringtonia raceunosa, nyamplung (Calophylum inophylum), ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus) dan pandan (Pandanus tectorius). Terdapat empat jenis vegetasi mangrove yang dapat dijumpai, yaitu bakau ditemukan dua jenis ( Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata), api-api (Avicennia sp.) dan tancang (Bruguiera sp).

Selain itu terdapat juga berbagai hewan liar yang hidup dan dapat ditemukan di pulau Sempu ini yaitu lutung jawa (Tracypithecus auratus), kera hitam (Presbitis cristata pyrrha) , kera abu-abu (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus sp), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus javanicus), raja udang (Alcedo athis), ikan belodok (Periopthalmus sp), kepiting (Ocypoda stimsoni), dan kelomang (Dardanus arropsor), kupu-kupu (Sastragala sp) dan semut (Hymenoptera).

Dengan segala keunikan dan kekayaan flora fauna yang dimiliki pulau Sempu, perlu perhatian yang lebih ketat lagi untuk mengawasi datangnya wisatawan yang bisa menjajah wilayah tersebut. Selain itu, sebaiknya wilayah tersebut benar-benar ditutup dan dibuka secara terbatas untuk mencegah rusaknya ekosistem yang ada di dalamnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Wisata Alam
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA