Festival Kampung Pecinan mencoba menghidupkan lagi keriuhan festival dan wilayah pecinan pada masa lalu.
Merdeka.com, Malang - Wilayah kampung pecinan selalu memiliki suasana yang khas. Nuansa Tionghoa yang sangat terasa dalam arsitektur rumah serta berbagai kebudayaan di sekitar menjadikan wilayah tersebut sangat menarik untuk ditelusuri dan menghabiskan waktu. Namun seiring perkembangan waktu, nuansa yang khas tersebut mulai memudar dari kampung pecinan dan hanya menyisakan area perdagangan yang dipenuhi dengan toko-toko.
Untuk mengembalikan suasana pecinan yang semarak dan hidup, Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Ma Chung mengadakan Festival Kampung Pecinan 2016. Tahun ini, acara tersebut diselenggarakan di Jalan Wiromargo atau yang biasa dikenal sebagai pecinan kecil pada minggu, 10 april 2016.
Acara ini sendiri dimulai pada jam empat sore dan menampilkan kolaborasi dua tarian singa dari dua budaya yang berbeda yaitu barongsai klenteng Eng An Kiong dan singo barong Singo Budoyo dari Kampung Cempluk. Selain panggung hiburan yang menampilkan banyak budaya tiong hoa, terdapat juga bazar yang menjual bermacam benda.
Hal yang sangat khas dari budaya tionghoa yang tampak adalah berupa hiasan lampion di sepanjang jalan Wiromargo serta banyaknya panitia dan penjual yang menggunakan warna merah. Gelaran Festival Kampung Pecinan ini sendiri telah menginjak tahun kedua di tempat yang sama. Sebelumnya, festival ini telah diadakan dua kali oleh pihak kampus namun masih dalam dalam wilayah Universitas Ma Chung.
Dianita Asmaningtyas selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa pemilihan tempat festival di wilayah pecinan kecil ini adalah agar kegiatan yang mereka lakukan lebih dapat diterima dan dinikmati oleh masyarakat. Bahkan dia mengatakan bahwa respons dari penduduk di sekitar jalan Wiromargo juga sangat menggembirakan.
"Warga sekitar sangat suka dan mendukung pelaksanaan festival ini, bahkan ada door prize dari ibu-ibu PKK sekitar yang bisa dibagikan kepada pengunjung," tutur Dianita pada Merdeka.com.
Selain bazar, kegiatan itu juga dimeriahkan oleh panggung hiburan yang terdapat di depan museum Bentoel dan menampilkan berbagai macam hal seperti tarian dan nyanyian. Selain itu juga ada pertunjukkan Wushu yang dilakukan oleh Mahasiswa dari Universitas Ma Chung dan mendapat sambutan sangat hangat dari pengunjung.
Dukungan masyarakat sekitar juga terlihat jelas dengan banyaknya warga usia senja yang menonton acara tersebut. Sutanto, salah satu warga di jalan Wiromargo mengatakan bahwa dia sangat senang dengan acara tersebut dan berharap tahun depan acara yang serupa dapat terlaksana lagi.
Festival Kampung Pecinan ini seakan mengembalikan kejayaan dan keriuhan yang dulu sering terjadi di wilayah pecinan Malang. Selain sebagai momen nostalgia bagi banyak orang tua, acara ini juga dapat memberi hiburan dan banyak pengetahuan baru pada anak muda mengenai kondisi keriuhan kampung pecinan sesungguhnya.