Pemakaman Nadya Bella Anggraeni penuh isak tangis, orang tua tak sanggup hadiri pemakaman.
Merdeka.com, Malang - Jenazah Nadya Bella Anggreani (19), korban pembunuhan di ladang tebu akhirnya dimakamkan di TPU Kendalsari, Jalan Cengkeh Kota Malang, Jumat (2/9). Isak tangis dan teriakan histeris mewarnai pemakaman korban tindak kekerasan tersebut.
Warga sekitar rumah korban mengiringi proses pemakaman tersebut. Sekitar pukul 09.30 WIB, jenazah Bella dilepas. Kereta jenazah diberangkatkan dengan iringan doa dan bacaan salawat dari rumahnya di Jalan Bukirsari RT 4/ RW 08 Kelurahan Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Karena statusnya yang masih belum menikah, iring-iringan jenazah juga dilengkapi kembar mayang. Saat proses pemakaman, tiba-tiba paman korban, Jalil berteriak histeris dan roboh di sekitar pemakaman. Warga yang berada di sekitar langsung memberikan pertolongan.
"Kedua orangtua tidak mengikuti proses pemakaman. Belum bisa ditemui, mohon maklum masih sangat berduka," kata Abu Yamin (45), paman Bella, Jumat (2/9), seperti dilansir dari merdeka.com.
Jasad Bella ditemukan membusuk di sebuah ladang di Dusun Klandungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Korban tercatat sebagai calon mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) jurusan D-3 Keperawatan.
Keluarga berharap polisi segera mengungkap kasusnya dan terbuka kepada keluarga. Tindak kekerasan yang dilakukan sangat memukul keluarga.
"Kami menginginkan pihak berwajib segera mengungkap kasusnya, proses hukum terbuka. Semoga segera terbuka dan modus operandinya seperti apa. Karena ini faktor nyawa," katanya.
Sementara itu, nama Bogel disebut beberapa kali oleh keluarga Bella. Pria yang disebut-sebut sebagai anggota komunitas skateboard itu diduga orang terakhir bersama korban.
"Pamitnya keluar bersama," kata salah seorang kerabat yang enggan disebut namanya.
Keluarga sendiri tidak begitu mengenal Bogel, kecuali sebagai teman anakknya yang tinggal di Dinoyo. Korban juga baru sekali izin keluar rumah bersama Bogel.
Bella meninggalkan rumah Sabtu (2/8) dan memberitahu keluarga melalui telepon. Jenazah korban ditemukan lima hari kemudian, Rabu (2/9).
"Sudah dicari ke mana-mana. Namanya orang tua sangat khawatir. Izin dari rumah baik-baik," katanya.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Adam Purbantoro mengungkapkan, hasil autopsi menunjukkan korban meninggal akibat lemas karena kehabisan napas. Ditemukan bekas luka di pelipis kiri diduga akibat pukulan benda tumpul.
Soal kemungkinan adanya dugaan tindak pemerkosaan, polisi belum dapat memberikan keterangan. Pihaknya masih harus melakukan pemeriksaan lebih dalam, lantaran kondisi korban secara fisik yang sudah rusak.
"Jelas seperti itu (kekerasan) yang membuat korban meninggal dunia," kata Adam.