Merdeka.com, Malang - Banjir rob yang menerjang beberapa daerah di Nusantara rupanya juga juga turut merendam wilayah selatan Kabupaten Malang. Dilansir dari Merdeka.com, air telah merendam 19 rumah di wilayah RT 12 RW 04 Dusun Tamban, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Sudarsono, Kapala Desa Tambakrejo mengungkapkan bahwa banjir rob merendam 19 rumah warga. Namun air tidak sampai merusak bangunan rumah dan tempat tinggal.

"Air masuk, tapi tidak sampai merusak. Sekitar 19 rumah terendam," kata Sudarsono di Kabupaten Malang, Kamis (19/6).

Dikatakan oleh Sudarsono bahwa saat ini ombak masih dalam kondisi naik turun dan sulit diprediksi. Sesekali gelombang yang datang cukup landai, namun kadang juga menerjang dengan kencang sampai ke rumah warga.

Terjangan air rob memang sudah sering menerjang Dusun Tamban, namun gelombang tahun ini terhitung cukup kencang. Selain 19 rumah warga, air juga merendam kurang lebih 5 hektare kebun singkong.

"Tahun kemarin banjir rob juga melanda Dusun Tamban, dan sekarang gelombang rob lebih tinggi, tapi tidak ada rumah warga yang rusak," ujarnya.

Karena cukup besarnya banjir rob tahun ini, warga telah menyiapkan antisipasi agar rumah mereka tidak terendam. Warga bergotong royong membangun tanggul di bibir pantai, namun sayangnya karena plengsengan kurang tinggi, gelombang rob masih menerjang hingga rumah warga.

Banjir Rob di Malang
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Muji Utomo mengungkapkan, pihaknya terus memantau kondisi pantai. Beberapa titik terus diwaspadai mengingat ombak laut selatan sulit diprediksi.

"Perlu diwaspadai pantai-pantai lain. Seperti Ngliyeb, Balai Kambang, Sedang Biru dan Kondang Merak terus dipantau. Masyarakat pinggir pantai diminta lebih waspada," katanya.

Berdasar pantauan PMI, air terlihat mendekat menuju warung-warung pinggir pantai di Balekambang. Di pantai Kondang Merak, air bahkan sudah sampai di halaman rumah.

"Sebelumnya di Tirtoyudo sekitar 30 rumah warga digenangi banjir air laut mencapai 40 centimeter. Tetapi kondisinya sudah surut," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

• Pendaki asal Swiss ditenggarai mendaki Semeru secara ilegal
• Pendaki asal Swiss hilang di gunung Semeru
• Hukum dianggap belum berpihak pada perlindungan satwa liar
• Aktivis lingkungan ungkapkan keprihatian terkait perdagangan satwa
• Demo di balaikota ajak masyarakat kurangi Facebook-an selama ramadan