1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Balikota Among Tani, dari lahan mangkrak hingga gedung mewah

Satu tahun berdiri. Ini segelintir cerita tentang Balaikota Among Tani, dari lahan mangkrak hingga jadi gedung mewah.

©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Kamis, 05 Januari 2017 15:37

Merdeka.com, Malang - Resmi digunakan sejak awal 2016 lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu rayakan satu tahun berdirinya Balaikota Among Tani, Rabu (4/1). Bertempat di Graha Pancasila, perayaan sederhana tersebut diikuti oleh seluruh aparatur dan pegawai di Lingkungan Balaikota Among Tani dan dipimpin langsung oleh Walikota Batu, Eddy Rumpoko.

ER, sapaan akrab Eddy Rumpoko dalam sambutannya menyampaikan kilas balik penggunaan Balaikota Among Tani. Saat pertama kali digunakan, gedung Balaikota Among Tani masih dikenal dengan nama Block office. Meskipun gedung belum selesai dibangun 100 persen, namun telah dipergunakan oleh aparatur pemerintah kota Batu.

Lahan yang digunakan Balaikota Among Tani saat ini, kata ER, merupakan lahan mangkrak. Sekitar tahun 1980-an, pembangunan sebuah hotel di atas lahan tersebut mangkrak lantaran krisis ekonomi yang melanda kala itu.

"Saya inginkan pembangunan terwujud, baik bangunan milik swasta ataupun pemerintah yang terbengkalai. Agar terwujud dan mendukung sebagai kota wisata semua bangunan mangkrak harus dibangun," jelas ER.

Sebelum dibangun menjadi Among Tani, lahan mangkrak tersebut dahulunya sempat ditawarkan ER kepada Jatim Park, Trans Studio, dan Ciputra. Sayangnya, saat itu mereka masih belum mau dan tertarik untuk berinvestasi di kota Batu.

"Dan akhirnya kita bersyukur sekali karena bisa dimanfaatkan sebagai tempat kita bekerja. Memang pada dasarnya membangun suatu daerah adalah bagaimana membangun suatu kepercayaan dan itu tidaklah mudah. Dan, alhamdulillah kota Batu saat ini mendapat kepercayaan itu dan kita harus yakin dan percaya serta turut mendukungnya," singkat ER.

Penamaan Balikota Among Tani, ternyata tak sembarangan. Peran utama masyarakat kota Batu yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani menjadi inspirasi utama penamaan gedung tersebut. ER senantiasa menegaskan, gedung yang menghabiskan dana sekitar Rp 300 Miliar tersebut berasal dari rakyat, dan dipergunakan untuk rakyat.

"Kita bikin konsep semua masyarakat bisa masuk bahkan memanfaatkan fasilitas di sini. Memang di kota lain sudah seperti itu, tetapi di hari tertentu. Apalagi disini ada taman bermain, ini menjadi nilai lebih kita," tandasnya.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kota Wisata Batu
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA