Berhasil berkarir di Amerika Serikat, ini tanggapan orang tua Ima Matul Maisaroh!
Merdeka.com, Malang - Ima Matul Maisaroh kembali menjadi pembicaraan hangat lantaran dirinya menjadi salah satu pembicara Konvension Nasional Partai Demokrat di Kota Stadion Wells Fargo, Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat, Selasa (26/7) waktu setempat. Ima Matul Maisaroh, mantan TKI asal Malang yang kini menjadi salah satu staf presiden Barack Obama ini pun berhasil menoreh rasa bangga di hati kedua orang tuanya.
Wajah Turio (55) dan Alima (50) berseri-seri saat ditunjukkan foto putrinya, Ima Matul Maisaroh (33), dari ponsel. Pada foto itu, Ima tengah berbincang hangat dan berpelukan dengan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.
"Nggih niku larene, yogo kulo. (Ya itu anaknya, itu anak saya)," kata Alima dan Turio di ruang tamu rumahnya, Senin (25/7), dilansir melalui merdeka.com.
Turio dan Alima pun berbagi cerita tentang masa lalu putrinya yang kini tengah berada di Amerika Serikat. Pasangan yang sehari-hari bekerja sebagai petani sayur-sayuran ini mengaku bangga dengan kesuksesan putrinya. Meskipun mereka tak tahu pasti tentang kiprah dan perjalanan putrinya di Negeri Paman Sam hingga menjadi orang dekat Obama.
"Katanya ke mana-mana diajak Presiden, tidak tahu kerjanya apa pokoknya di kantor. Kerjanya menolong orang yang terlantar di sana," kata Alima.
Turio dan Alima tinggal di Dusun Krajan RT 24/ RW 03, Desa Kanigoro, Kecamatan Pangelaran, Kabupaten Malang, yang juga tempat kelahiran Ima. Alamat tersebut mengalami pengembangan, yang semula masuk wilayah Kecamatan Gondanglegi sekarang ikut Kecamatan Pagelaran.
Turio bercerita bahwa Ima baru tiga kali pulang ke Indonesia sejak 1997, tetapi setiap saat sering telepon keluarga. Telepon terakhir diterimanya saat Ramadan menjelang Idul Fitri lalu.
"Saya pernah diminta ke Jakarta untuk menemui tapi tidak bisa karena adiknya kecelakaan di sini. Katanya saat itu sedang dapat tugas menemui Menteri Khofifah," tutur Turio.
Ima sendiri merupakan anak pertama, disusul adik-adiknya, Daulatus Saadah dan Haris Susana. Dalam perjalanan karirnya, Ia menjadi seorang pekerja rumah tangga (PRT) dan sempat kabur dari rumah majikannya. Setelah berhasil kabur, Ima dibawa ke kantor CAST di Los Angeles.
Di tempat itu, dia dirawat dan diajari bahasa Inggris serta keterampilan lainnya. Dia juga belajar komputer. Pada 2005, Ima bergabung sebagai aktivis lembaga CAST. Dia menjadi korban yang berhasil selamat dan kini berkampanye melawan perbudakan serta perdagangan manusia.
"Anaknya kecil, tapi sejak anak-anak sudah terlihat tekun, belajarnya sungguh-sungguh, ngajinya juga sungguh-sungguh," kenang Alima.
Sejak 2012, Ima ditunjuk Presiden Barack Obama menjadi salah satu anggota Gugus Tugas Pemberantasan Perdagangan Manusia (PITF). Karenanya pidato nanti akan mencakup pula kapasitasnya sebagai penasehat presiden AS.
"Katanya ke mana-mana diajak Presiden, tidak tahu kerjanya apa pokoknya di kantor. Kerjanya menolong orang yang terlantar di sana," ungkap Alima dengan nada polos.