Berhasil menciptakan software yang menjawab permasalahan di bidang Human Resources, Joshua Kevin bagi-bagi ilmu seputar bisnis dalam ajang CBCC.
Merdeka.com, Malang - Nama Joshua Kevin mulai banyak dikenal sejak dirinya mencetuskan ide bisnis bernama Talenta.co. Yakni sebuah software untuk memenuhi kebutuhan Human Resources Management di perusahaan secara praktis. Memanfaatkan peluang teknologi informasi yang ada, Joshua menciptakan sebuah solusi bagi perusahaan untuk menangani persoalan tentang Sumber Daya Manusia (SDM) berupa software yang kemudian dikenal dengan Talenta.co.
Bagi Joshua, menjadi enterpreneur memang tidaklah mudah. Proses menuju kesuksesan akan mengalami banyak guncangan. Namun, guncangan itulah yang justru menjadi proses pembelajaran penting menuju sebuah kesuksesan.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa satu ide bisa saja dimiliki oleh lebih dari 100 orang. Namun, yang membedakan orang sukses dan lainnya terletak pada keinginan untuk menjalankan ide tersebut.
"Orang yang bisa sukses adalah orang yang dapatkan idenya dan dia langsung coba. Mungkin dia akan lebih dulu gagal dari yang lain. Tapi justru orang gagal ini tahu dimana kesalahannya. Jadi, harusnya bisa eksekusi secepetnya, sehingga bisa belajar lebih cepet juga," terang Joshua, Jumat (19/5).
Hal tersebut disampaikan Joshua saat ditemui merdeka.com, usai berbagi pengetahuan dan motivasi seputar bisnis dalam acara Creatonomics Business Creativity Competition (CBCC). CBCC merupakan ajang kompetisi bisnis yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB). Acara yang digelar pada 17-19 Mei itu, berhasil menjaring 75 ide bisnis yang berasal dari mahasiswa di berbagai Universitas.
Terkait acara tersebut, menyampaikan apresiasinya kepada universitas yang turut menggalakkan enterpreneurship kepada mahasiswanya. Ia menambahkan, tak melulu di bidang teknologi, namun enterpreneurship juga harus ditanamkan di segala bidang.
"Lebih banyak enterpreneur yang buka pekerjaan di Indonesia maka akan lebih banyak lapangan pekerjaan yang dibuka, pastinya akan lebih bagus," ujarnya.
Sementara itu, Sigit Pramono, dosen FEB UB sekaligus ketua pelaksana kegiatan tersebut menerangkan, ajang ini dikhususkan kepada anak-anak muda yang bergerak di bidang ekonomi kreatif. mengacu pada pedoman Bekraf, ada 16 kategori bisnis yang dipertandingkan dalam CBCC.
"Mengikuti definisi ekonomi kreatif bekraf, berarti memang salah satu yang penting adalah teknologi. Meskipun begitu, tapi kategorinya tak hanya terbatas pada teknologi. Jadi, ini berasal dari ide-ide bisnis dalam 16 kategori Bekraf," terang Sigit
Peserta yang mengikuti kompetisi CBCC ini telah melalui beberapa seksi penjaringan. Tahap awal, masing-masing peserta mempresentasikan ide bisnis dihadapan empat orang dewan juri secara tertutup. Mengingat, ide bisnis tersebut masih berupa ide yang menjadi kekayaan intelektual masing-masing penggagas.
"Kalau disesi penyisihan, presentasi di depan juri. Karena ide yang menjadi kekayaan intelektual, dan kita tidak bisa mengekspose itu sebelum ide itu dibuat," imbuhnya.
Berdasarkan hasil penilaian, terjaring 12 ide bisnis yang maju ke babak final. Sedikit berbeda dengan sesi penyisihan, para finalis justru mempresentasikan ide bisnis yang dibuatnya dihadapan umum. Harapannya, kata Sigit, beberapa pihak terkait bisa tertarik dengan ide tersebut, baik melalui investasi, atau pengembangan ide produk tersebut.