1. MALANG
  2. PARIWISATA

Makam Dinger, kuburan tak bertuan peninggalan meneer Belanda

Makam Dinger merupakan salah satu bangunan cagar budaya yang kini kondisinya memprihatinkan dan sudah berubah fungsi kegunaannya.

© mencarijejak.com/Makam Dinger. ©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Kamis, 17 November 2016 00:50

Merdeka.com, Malang - Sebagai sebuah daerah yang pernah ditinggali masyarakat Belanda untuk waktu yang cukup lama, daerah kota Batu tentu saja memiliki beberapa tempat yang merupakan peninggalan masyarakat keturunan Belanda ini. Beberapa bangunan memiliki sejarah yang cukup jelas dan masih digunakan hingga saat ini, namun pada beberapa bangunan lain, sejarah yang dimilikinya masih belum banyak terungkap dan masih dilingkupi oleh sejumlah misteri.

Di antara bangunan yang dilingkupi misteri itu adalah sebuah bangunan yang tampak cukup tua dan berada di tengah-tengah area perkebunan di daerah Bumiaji, Batu. Bangunan yang diketahui bernama Makam Dinger ini memang tampak cukup menonjol dan berdiri sendiri serta tampak masih megah di tengah-tengah area perkebunan yang dingin dan berbukit-bukit.

Bangunan ini diketahui merupakan mausoleum atau sebuah kompleks makam milik keluarga Dinger. Hal ini diketahui berdasar sebuah pahatan yang tertera di bagian atas pintu bangunan ini yang bertuliskan 'Graf Familie Dinger' yang berarti makam keluarga Dinger. Di sebelah kiri dan kanan pahatan itu juga terdapat tulisan anno 1917 yang berarti tahun 1917 dan biasa digunakan sebagai penanda tahun pembangunan atau mungkin juga tahun penguburan di mausoleum itu.

Berdasar data dari Kemendikbud, diterangkan bahwa makam ini pada dahulu digunakan untuk menyimpan peti mati milik Graaf J. Dinger dan istrinya. Dijelaskan pula bahwa kedua jenazah yang dulu disemayamkan di bangunan ini sudah dipindahkan ke negeri asalnya di Belanda dan tempat tersebut digunakan oleh warga sekitar untuk menyimpan barang.

Pada masa lalu dipercaya mausoleum ini memiliki kondisi yang cukup indah. Di bagian keliling bawah daru bangunan utama, terdapat kolam yang mengelilinginya. Itu lah mengapa pada jalan masuk menuju ke bangunan utama mausoleum ini terdapat sebuah jembatan walaupun pada saat ini di sekitar tempat itu tidak ditemukan sungai atau danau.

Lalu siapakah sesungguhnya Dinger yang dimakamkan di Batu ini? Berdasar keterangan dari situs imexbo.nl, disampaikan bahwa makan ini dulunya merupakan milik Jan Dinger. Dia merupakan seorang administrator, direktur dari bank Excompto, serta seorang tuan tanah dari berbagai kebun gula, teh, kopi, dan kina.

Salah satu lahan perkebunan dari tuan Dinger ini adalah di tempat yang kini menjadi lokasi berdirinya makam Dinger di Tulungrejo, Bumiaji, Batu. Jan Dinger lahir di Amsterdam pada 16 agustus 1853 dan meninggal pada 2 maret 1917 di Tulungrejo. Setelah meninggal, Dinger ingin agar tetap ddan dimakamkan di lahan pertanian miliknya.

Istri dari Dinger yang kemudian juga dikatakan ikut dimakamkan di mausoleum itu adalah Elisabeth Malvine Ernestine van Polanen Petel. Walau disebut pernah dimakamkan di tempat yang sama dengan Jan Dinger, namun Elisabeth tercatat baru meninggal pada 7 maret 1938. Rentang waktu ini menunjukkan bahwa pada kurun beberapa puluh tahun sejak Jan Dinger meninggal, makam ini masih terawat dan digunakan oleh keluarganya.

Bahkan salah satu putra dari Jan Dinger yaitu Jan Rutger Dinger diketahui memiliki posisi yang cukup tinggi di masyarakat Hindia Belanda sehingga sangat mungkin jika situs ini dapat bertahan. Hanya saja sayangnya perhatian yang sama tidak diberikan kepada makam Dinger saat ini. Walaupun sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, namun bangunan ini tampak terlupakan dan kurang terjaga dengan banyaknya sampah yang dibuang sekitar lokasi serta coretan-coretan pada beberapa bagian.

Sebagai sebuah mausoleum, makam Dinger telah kehilangan fungsi utamanya karena sudah tak ada lagi jenazah yang ada di dalamnya. Namun sebagai bangunan cagar budaya, makam Dinger ini harus dipertahankan dari serangan tangan-tangan usil ataupun tangan serakah yang ingin membuat kerusakan kecil ataupun menghancurkan bangunan ini seluruhnya.

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Sejarah Malang
  2. Ngalam lawas
  3. Wisata Sejarah
  4. Kota Wisata Batu
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA