1. MALANG
  2. PARIWISATA

Grebeg Tengger Tirtoaji: Kisah Raden Wijaya dan mata air Widodaren

Konon, Sendang Widodaren yang terletak di Taman Wisata Wendit memiliki kaitan sejarah dengan pendiri kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.

Pemandian Wendit dalam lukisan masa lalu. ©2017 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Selasa, 25 April 2017 17:26

Merdeka.com, Malang - Pada Minggu (23/4) kemarin, Wana Wisata Wendit diramaikan dengan sebuah gelaran acara tahunan suku Tengger yang dikenal dengan Grebeg Tengger Tirtoaji. Yakni, sebuah tradisi yang menyimbolkan rasa syukur masyarakat atas segala berkah yang diturunkan Sang Pencipta. Tradisi ini digelar setiap bulan kesembilan (Kasanga) menurut perhitungan tanggal masyarakat Tengger.

Upacara Grebeg Tengger Tirtoaji dilakukan dengan mengambil air suci di sumber mata air Sendang Widodaren Mbah kabul dan Mbah Gimbal yang terletak di kawasan Taman Wisata Wendit. Bagi masyarakat Tengger, sumber air di Sendang Widodaren mampu memberikan kesuburan sepanjang tahun, meskipun musim kemarau melanda. Konon, Sendang Widodaren memiliki kaitan sejarah dengan pendiri kerajaan Majapahit, Raden Wijaya.

Kisah bermula ketika kerajaan Singhasari mengalami kemunduran. Saat itu, Raden wijaya melakukan pertapaan, dan mengharuskan dirinya menemukan sumber air yang memiliki kekuatan tinggi. Sumber air tersebut, terletak di tempat hilangnya pelangi. Konon, kekuatan sumber air itu bisa digunakan untuk menaklukan kerajaan Singhasari.

Raden Wijaya kemudian mengutus Mbah Kabul untuk mencari sumber mata air tersebut. Mbah kabul sendiri merupakan kaki tangan Raden Wijaya, yang berasal dari kasta Brahmana. Dalam pencariannya, Mbah kabul kemudian menemukan sumber mata iar tersebut di lokasi yang kini dikenal dengan Taman Wisata Wendit, di desa Mangliawan, kecamatan Pakis, kabupaten Malang.

Semenjak saat itu, Raden Wijaya kerap mendatangi area tersebut. Sedangkan Mbah Kabul, sang penemu mata air dimakamkan di daerah tersebut. Masyarakat sekitar menyebut makam tersebut dengan Punden Mbah Kabul. Hingga saat ini, makam tersebut masih ada di Taman Wisata Wendit.

Menangkap potensi wisata budaya tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang menjadikan tradisi tersebut sebagai agenda tahunan di Taman Wisata Wendit. Pada pelaksanaan acara tahun ini, Grebeg Tengger Tirtoaji dihadiri oleh Bupati Malang, Rendra Kresna. Dalam pelaksanaan tersebut, Rendra turut melakukan pengambilan air suci Widodaren dari mata air sumber wendit. Hal tersebut kemudian diikuti warga Tengger lainnya, dan diiringi doa yang dibacakan oleh kepala suku Tengger.

"Saya pribadi dan mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengucapkan selamat dan sukses atas terselenggaranya Grebeg Tengger Tirtoaji dengan sukses. Selain itu juga, kegiatan seperti ini perlu untuk dibina dalam konteknya untuk terus memberikan pengabdian tertinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tapi secara sosial juga, berdampak besar kepada masyarakat untuk hidup guyub rukun persahabatan sesama masyarakat, khususnya bagi warga Tengger," pungkas Rendra.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Wisata Sejarah
  2. Wisata Budaya
  3. Kabupaten Malang
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA