Berisi 10 handling, tabung-tabung (depo) berisi sperma berjajar memenuhi sebuah ruangan (BBIB) Singosari, kabupaten Malang.
Merdeka.com, Malang - Tabung-tabung (depo) berisi sperma berjajar memenuhi sebuah ruangan Bank Sperma di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Kabupaten Malang. Setiap tabung berisi 10 handling atau semacam pipa yang digantungkan di batang besi.
Pipa tersebut berisi sperma beku yang sudah disimpan dan dikemas dalam bentuk straw atau stick. Satu straw atau stick sama dengan satu dosis yang akan buahi oleh hewan ternak atau sapi.
"Isinya 25 juta sel setiap straw, tetapi nanti pemenangnya satu, hanya satu yang akan terbuai," kata Purwanto, Petugas penyimpan Semen Beku di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Kabupaten Malang, Sabtu (7/1).
Setiap depo berisi sebanyak 22.000 stick yang tersimpan dalam 10 pipa handlyng. Selain itu juga tersedia bak kontainer storage yang berisi 1 juta stick.
Sperma yang disimpan tersebut merupakan sperma dengan kualitas pilihan melewati proses laboratorium. Bank sperma hanya pada tahap pengemasan dan seleksi stick yang sudah berisi sperma.
Ada beberapa warna stick menunjukkan bangsa/kelompok sapi atau ternak. Khusus warna hijau untuk jenis kambing PE, penghasil susu, sementara lainnya dari keluarga sapi. Pada setiap stick tercantum kode sapi, tahun lahir sapi dan masa kegunaan stick.
Bank sperma sendiri merupakan tempat penyimpanan khusus sperma sapi atau ternak sebelum dipasarkan. Sperma yang tersimpan mampu bertahan hingga puluhan tahun dengan syaratnya berada pada suhu stabil minus 196 derajat.
"Semen beku akan bertahan puluhan tahun, dengan catatan dalam suhu stabil minus 196 derajat," tegas Purwanto.
Proses pendinginan menggunakan gas cair nitrogen untuk merendam stick-stick tersebut. Karena itu saat depo dibuka, akan keluar asap dingin dan bintik-bintik es yang menempel di lapisan dalam depo tersebut.
Karena super dingin, gas cair nitrogen tersebut sangat berbahaya bagi kulit manusia. Jika tanpa pengaman atau terlatih, kulit akan melepuh. Sebuah kertas yang dimasukkan ke nitrogen cair, begitu diangkat langsung keras dan bisa dipatahkan.
Purwanto bertugas sebagai quality kontrol sekaligus penghitung stick sperma beku. Pekerjaannya di lakukan di depan sebuah storage pendinginan besar berisi nitrogen cair.
Tangannya akan menyusun stick berjajar di sebuah alat penghitung yang tenggelam dalam nitrogen cair. Stick tersebut kemudian dimasukkan ke sebuah tabung yang mirip pipa disimpan di depo.
"Harus dalam kondisi tenggelam, kalau memindahkan ke depo harus cepat, hanya beberapa detik. Tidak boleh dari tiga detik," jelasnya.
Purwanto sendiri memiliki 'kelebihan' dibanding orang kebanyakan. Tangannya tampak beberapa kali tersentuh oleh nitrogen cair gas nitrogen, tetapi aman-aman saja.
"Kalau terkena tangan bisa melepuh, perlu latihan dan ada rahasianya. Jangan pernah mencoba tanpa latihan," katanya, menolak membuka rahasianya itu.
Perlu diketahui, sperma beku di BBIB bersumber dari sapi-sapi atau ternak jantan berkualitas yang dipelihara dengan perlakuan khusus. Ternak tersebut harus menjalani olah raga, perawatan kuku dan makanan yang berkualitas agar kondisinya terus vit.
Puncaknya, sapi tersebut harus berhubungan badan dengan sebuah alat yang menyerupai sapi betina. Alat tersebut dilengkapi vagina buatan yang akan menampung sperma yang keluar dari sang 'pejantan tangguh'. Proses hubungan badan tersebut dilakukan di sebuah karpet khusus dengan tebal 8 centimeter.
"Tergantung ejakulasinya, antara 11-12 cc per ejakulasi. Biasanya diambil dua kali ejakulasi setiap hubungan badan, dan seminggu dilakukan 2 kali," terangnya.
Setiap hasil ejakulasi dapat diproduksi menjadi 300 sampai 400 dosis atau stick. Lewat 170 ekor sapi pejantan, bank sperma menerima 3 sampai 4 kontainer yang berisi 1 juta dosis/stik setiap minggu. Setiap stick kemudian akan dikawinkan dengan sapi-sapi milik masyarakat, baik pedaging maupun sapi perahan.
BBIB sendiri hingga 2016, telah memproduksi 38,5 juta dosis dan sebanyak 18.850 dijual ke luar negeri (ekspor). Negara pengimpor di antaranya Malaysia, Kyrgiztan, Cambodia, Myanmar, Afghanistan dan Timor Leste.