1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Melirik EMS, sepeda motor cerdas bagi kaum difabel

Sekumpulan mahasiswa Ilmu Komputer UB, rakit sebuah sepeda motor cerdas khusus bagi penyandang tuna daksa. Tengok kecanggihannya di sini!

Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Rabu, 19 Oktober 2016 09:49

Merdeka.com, Malang - Electric Mini Seater (EMS) merupakan sepeda motor cerdas yang dirakit oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer(Filkom) Universitas Brawijaya (UB) Malang. Sepeda motor cerdas tersebut dibuat khusus bagi para penyandang tuna daksa. (EMS) itu didesain untuk membantu para penyandang tuna daksa, yang tidak memiliki kedua tangan.

Melirik bentuk EMS, sekilas sepeda motor cerdas ini terlihat seperti sepeda motor pada umumnya. Sebenarnya, EMS merupakan sebuah modifikasi sepeda motor berjenis matic. Keunikan EMS terletak pada roda, stang, dan layar spedo yang digantikan dengan layar monitor.

Dilansir dari merdeka.com, EMS memiliki tiga roda dengan sebuah sandaran pada tempat duduknya. Sebuah layar monitor pun diletakkan di depan pengemudi, tepatnya di bagian yang biasa untuk papan speedometer. Layar monitor tersebut berfungsi memantau prosesing komputer dan perjalanan.

Sebuah kamera diletakkan mengarah tepat pada mata pengemudinya. Kamera tersebut merekam gerakan retina mata yang sekaligus menjadi input perintah untuk sepeda motor tersebut. EMS tak mempunyai stang, karena memang diperuntukkan bagi tuna daksa yang

"Ketika pupil mata bergerak ke kanan, setir motor akan berbelok ke kanan, begitupun kalau bergerak ke kiri, juga berbelok ke ke kiri. Komputer akan mengolah perintah dari posisi mata pengendaranya," kata Abdurahman, salah satu petugas di UB IT Innovation Gathering (UB ITIG) 2016 di GOR Pertamina UB, Senin (16/10).

Sepeda motor prototipe tersebut dipamerkan dalam UB IT Innovation Gathering (UB ITIG) 2016 di GOR Pertamina UB, Senin (16/10).

"Ini masih prototipe, kecepatannya pun masih konstan. Kita masih mengutamakan keamanan pengendaranya terlebih dahulu," katanya.

Anggota tim penemu Electric Mini Seater antara lain Fitri Utaminingrum, Muhammad Ali Fauzi, Yuita Arum Sari, Renaldi Primaswara dan Sigit Adinugroho. Mereka telah melakukan penelitian selama sekitar enam bulan.

Namun hingga saat ini masih belum siap dioperasionalkan di jalanan umum. Progresnya masih sekitar 60-70 persen dari bentuk ideal. Akurasi dari deteksi perintah yang diberikan, atau deteksi pupil mata masih 83 persen.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Pendidikan
  2. Teknologi
  3. Universitas Brawijaya
  4. Mahasiswa
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA