1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Ini alasan Nenek Mujiati tolak rumah buatan pemerintah

Alasan ini yang sebabkan Nenek Mujiati enggan tinggalkan gubuknya.

© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko. ©2016 Merdeka.com Reporter : Siti Rutmawati | Jum'at, 24 Juni 2016 14:37

Merdeka.com, Malang - Berjalan menuju Dusun Ngandeng, Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, tampak sebuah rumah yang terlihat nyaris roboh. Berlokasi sedikit jauh dari rumah penduduk, rumah yang terbuat dari anyaman bambu tersebut ditinggali seorang diri oleh Nenek Mujiati yang kini berusia 75 tahun.

Meski memiliki usia lanjut, tubuh nenek Mujiati tampak sehat dengan aktivitas fisiknya yang energik sehari-hari. Dibandingkan orang lain seusianya, perempuan satu anak ini memiliki ketahanan fisik yang lebih baik.

Hanya ditemani ayam-ayam kesayangannya, setiap hari Mujiati tidur di rumah yang nyaris terbuka dinding-dindingnya. Begitu bangun tidur di pagi hari, langsung memasak untuk dirinya sendiri.

Hawa dingin udara pegunungan Semeru tidak pernah dirasakannya, kendati akhir-akhir ini serasa menusuk sampai ke tulang. Aktivitas itu telah dilakukannya semenjak keluarganya masih lengkap.

"Kondisi Mbok Mujiati ini berubah saat suaminya pergi. Dia hanya tinggal bersama bayinya, yang sekarang sudah besar," kata Nenek Siti, tetanga terdekatnya.

Kini anak satu-satunya itu bekerja di Tulungagung dan hanya sesekali pulang ke rumah. Anaknya sendiri dalam kondisi serba kekurangan, sehingga tidak dapat diharapkan membantu kondisi Mujiati. Mujiati hanya menanti belas kasihan para tetangga terdekatnya untuk kehidupan sehari-hari.

Bambang, Ketua RT 52, tempat Mujiati tinggal mengungkapkan bahwa para tetangga terdekat biasa memberikan santunan untuk kehidupannya. Pemerintah setempat juga memberi bantuan raskin.

"Khusus ibu Mujiati tidak ditebus (bayar), kalau keluarga lain memang harus membayar," kata Bambang, seperti yang dilansir melalui merdeka.com.

Tak hanya itu, Bambang mengungkapkan juga bahwa nenek Mujiati sebenarnya sudah dibuatkan rumah yang lebih layak dan representatif. Namun yang bersangkutan menolak menempati, karena merasa bukan miliknya.

Rumah itu juga sempat ditinggali anaknya tetapi saat ditinggal, Mujiati tidak bersedia menempati. Kendati dipaksa yang bersangkutan tetap menolak untuk pindah.

Karena kondisi rumahnya yang membahayakan, warga setempat berencana membongkar rumah tersebut. Rumah akan diperbaiki, agar Mujiati bersedia menempati rumahnya sendiri. "Kemungkinan minggu depan akan dibongkar," tegas Bambang.

PILIHAN EDITOR

(SR)
  1. Kabupaten Malang
  2. Kisah Ironis
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA