1. MALANG
  2. GAYA HIDUP

Sulitnya mencari penjahit pria saat ini

Mencari penjahit baju pria dan berjenis kelamin pria merupakan salah satu masalah pada bisnis tailor yang terjadi saat ini.

©2016 Merdeka.com Reporter : Rizky Wahyu Permana | Sabtu, 12 November 2016 10:27

Merdeka.com, Malang - "pada masa lalu, sangat mudah untuk mencari penjahit terutama penjahit pakaian pria. Pada zaman dulu, banyak laki-laki yang mau jadi penjahit tapi sekarang yang terjadi terbalik, di SMK-SMK yang ambil jurusan tata busana malah lebih banyak perempuan."

Keluhan tersebut disampaikan oleh Wahyanto (59) terkait kesulitan yang dialaminya dalam mencari penjahit bagi pakaian pria saat ini. Wahyanto merupakan pemilik Tailor Rieel, salah satu tailor yang lebih banyak mengerjakan pakaian kerja baik bagi pria dan wanita. Tailor ini sudah berdiri lebih dari setengah abad dan saat ini sedang mengalami masa-masa sulit karena semakin berkurang jumlah orang yang memesan baju ke tailor.

Salah satu penyebab dari berkurangnya jumlah ini adalah karena memang tak banyak dan tak mudah menemukan penjahit saat ini. Hal ini semakin sulit jika kita mencari penjahit khusus untuk baju pria. Jika ada, belum tentu juga penjahit tersebut cukup berkualitas sehingga akhirnya banyak orang membeli pakaian jadi.

Wahyanto bercerita bahwa walaupun saat ini banyak sekolah yang membuka jurusan tata busana namun jumlah pria yang bersekolah di jurusan tersebut sangat sedikit. Hal itu juga ditambah keterampilan siswa untuk membuat pakaian pria yang kurang optimal dan lebih banyak belajar baju wanita.

Jadi dalam hal ini, Wahyanto menyebut bahwa dua hal di kesulitan ini adalah mencari penjahit berjenis kelamin pria serta penjahit yang mempu membuat baju pria. Dua hal itu tidak dirasakan puluhan tahun lalu ketika penjahit pria sangat banyak bahkan mayoritas penjahit pada tahun 70-an dan 80-an adalah pria.

Wahyanto menyoroti penyebab dari berkurangnya jumlah penjahit pria ini adalah karena perubahan pola pikir di anak muda saat ini.

"Sekarang jumlah penjahit sendiri berkurang karena banyak anak muda yang tidak mau melakukannya," jelas Wahyanto.

"Saya lihat, orang muda sekarang cari yang praktis-praktis kalau kerja," terang pria yang juga merupakan guru di salah satu SMK di Malang ini.

Untuk menjadi penjahit, Wahyanto mengungkapkan itu merupakan hal yang tidak mudah. Mudah cukup banyak waktu untuk mempelajarinya serta yang penting adalah ketelitian ketika mengerjakan sebuah baju. Hal itu masih ditambah juga dengan tuntutan untuk menghadirkan ukuran yang benar-benar presisi agar pakaian nyaman digunakan.

Namun di tengah lesunya bisnis tailor yang ada saat ini, Wahyanto masih optimis dalam mendapat penjahit serta pelanggan baru. Dia masih mampu memperoleh penjahit baru lulusan SMK walau tentu saja keterampilannya masih perlu diasah lagi selain itu dia juga melakukan sedikit perubahan bagi Tailor Rieel yang dikelolanya. Tailor yang sebelumnya khusus mengerjakan baju pria tersebut kini juga ramai dan terbuka untuk melayani baju wanita.

PILIHAN EDITOR

 

(RWP)
  1. Bisnis
  2. Pojok Ngalam
  3. Malang dalam Cerita
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA