Arema FC mengaku lebih memilih kuota pemain asing 3+1 dibanding dengan penerapan regulasi marquee player dalam tim.
Merdeka.com, Malang - Walau dikenal sebagai salah satu klub yang cukup mapan secara finansial, namun Arema FC tak sepenuhnya sepakat dengan regulasi marquee player. Dilansir dari Bola.net, dibanding dengan regulasi marquee player Arema mengaku lebih sepakat dengan komposisi kuota pemain asing 3+1 seperti sebelumnya.
General Manager Arema FC, Ruddy Widodo menyebut bahwa harapan agar kuota pemain asing tetap 3+1 sejatinya bukan hanya milik mereka saja. Hampir seluruh klub peserta Liga 1 berharap kuota pemain ini tak berubah dari kompetisi resmi lalu.
"Maunya kawan-kawan, kuota tetap 3+1. Bukan 2+1+1 marquee seperti saat ini," ujar Ruddy.
Ruddy memperkuat alasannya dengan menyebut bahwa kuota 3+1 dapat membuat kesenjangan antara klub-klub kaya dan yang lain tak terlalu lebar. Klub kaya bisa membeli marquee player, sedangkan yang lain bisa membeli pemain asing.
"Nah equality inilah yang menjadi semangat perjuangan kami," tuturnya.
Menurut Ruddy, sebagian besar klub bakal memperjuangkan hal ini pada manager meeting Liga 1 pada akhir Maret 2017 mendatang.
"Kami berharap agar usulan dari klub-klub ini mendapat respon positif dari operator," harap Ruddy.
Sebelumnya, pada sosialisasi jelang Liga 1 beberapa waktu lalu, PSSI menetapkan kuota pemain asing pada kompetisi level tertinggi mendatang tersebut adalah 2+1+1. Klub-klub memiliki jatah dua pemain asing berpaspor bebas, satu pemain asia dan satu pemain berlabel bintang dunia atau marquee player.
Lebih lanjut, Ruddy menyebut bahwa sejauh ini dia tak memiliki gambaran apakah usulan mereka tersebut bakal diterima atau ditolak operator dan federasi. Namun, dia menegaskan bakal terus memperjuangkan usulan mereka tersebut.
"Saya tidak bisa bilang optimistis atau tidak. Namun, kita akan perjuangkan equality ini," tandasnya.