1. MALANG
  2. KABAR MALANG

Hapus kesan mesum, Hutan Malabar jadi hutan pendidikan

Hutan Kota Malabar diubah menjadi hutan pendidikan bukan hutan mesum seperti kesan yang selama ini muncul.

©2016 Merdeka.com Editor : Rizky Wahyu Permana | Selasa, 05 April 2016 09:13

Merdeka.com, Malang - Hutan Kota Malabar, menjadi hutan pendidikan bukan hutan mesum seperti kesan yang selama ini muncul. Lokasinya yang berada di tengah-tengah kota, sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

Fasilitas yang disediakan mendukung proses edukasi kepada masyarakat, khususnya anak-anak. Hutan yang mengalami revitalisasi oleh PT Amerta Indah Otsuka itu sebagai sarana pengenalan tumbuhan dan lingkungan.

Papan keterangan yang diletakkan di samping setiap pohon yang ada dalam hutan seluas sekitar 2 Ha itu. Label itu diberikan dalam blok kayu yang diletakkan di pinggir batang pohon.

Informasi yang dicantumkan meliputi, nama pohon, berikut nama latinnya dan manfaat terhadap ekosistemnya. "Pohon Trembesi dengan nama latin Samanea Saman, mampu menyerap sekitar 28 ton karbondioksida dalam waktu setahun," tulis sebuah papan.

Selain itu juga dilengkapi aneka papan informasi yang menjadi sarana untuk belajar. Menampilkan beberapa fakta tentang air dan fakta tentang olah raga.

Semakin menarik, di pintu luar disediakan papan both bergambar sayap dan pepohonan yang bisa dijadikan sarana selfie. Tak kalah indah, dua pintu masuknya juga keren untuk berpose.

Gerbang Hutan Kota Malabar
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko




Udaranya yang segar berikut suara burung, serta sarana tracking cocok untuk berolahraga bersama keluarga. Apalagi tidak jauh dari hutan Malabar, terdapat pasar semi modern, Oro-Oro Dowo.

Walikota Malang Moch Anton saat peresmian, Senin (4/4) mengaku sengaja mengintegrasikan antara taman hutan Malabar dengan pasar Oro-Oro Dowo. Keduanya dipadukan untuk sebuah konsep wisata keluarga.

"Apalagi dengan fasilitas pasar Oro-Oro Dowo yang serba modern, cocok untuk keluarga," katanya.

Revitalisasi yang dilakukan justru sebagai upaya positif mempertimbangkan dampak lingkungan dalam proses pembangunan kota. Hadirnya Hutan Kota di Jalan Malabar itu dapat menjadikan masyarakat lebih nyaman dan dekat dengan alam, memperbaiki iklim mikro dan pelestarian ekosistem lingkungan. Sehingga penyediaan ruang terbuka hijau makin terpenuhi.

Anton mengaku berkomitmen dalam mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi kehidupan yang sehat. Karena pada akhirnya akan memacu produktifitas serta menumbuhkan perekonomian masyarakat.

Salah satu faktor utama untuk merealisasikan situasi tersebut adalah dengan pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau perkotaan. Sebagaimana amanah Undang-undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Fasilitas yang disediakan sebesar 30% dengan perincian 20% RTH publik dan 10% RTH privat yang berfungsi sebagai paru-paru kota. Lewat paru-paru kota suhu kota akan tetap sejuk, kandungan polusi terjaga dan menjadi area resapan air.

"Sejarah Kota Malang adalah Kota Bunga, bagaimana cara mengembalikannya. Bagaimana mengembalikan udara yang sekarang panas kembali sejuk, tentu dengan sedikit demi sedikit," katanya.

Situasi di Dalam Hutan Kota Malabar
© 2016 merdeka.com/Darmadi Sasongko

Namun kesan mesum hutan Malabar bukan tidak mungkin muncul kembali. Lokasinya yang sepi berikut fasilitasnya bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"Nanti ada Polisi Taman yang kita siapkan di ruangan pantau. Di atas situ kan ada ruangan yang bisa melihat ke segala arah, kita siapkan juga Polisi Taman di beberapa titik," katanya.

Reporter: Darmadi Sasongko

PILIHAN EDITOR

(RWP)
  1. Abah Anton
  2. Info Kota
  3. Peristiwa
  4. Taman
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA